Ketiga Kyai Nusantara ini kemana-mana selalu runtang runtung bersama-sama, tetapi dalam urusan rokok, mereka sangat berbeda. Kyai Ma'ruf dikenal sebagai perokok berat, Kyai Abdul Karim tidak merokok sama sekali , sedang Kyai Abu Bakar sesekali terlihat merokok juga. Suatu saat, melihat Kyai Ma'ruf merokok tanpa henti, Kyai Abdul Karim mencoba menggoda : " Kang, iku pawonan opa lambe tho? (Mas, itu tungku api apa mulut?). Kyai Ma'ruf segera menyahuti candaan teman karibnya ini: " Yo iki kang, bedane antarane wedus (dalam riwayat lain "sapi") lan menungso, lek menungso yo ngrokok" (Ya ini mas bedanya antara kambing (sapi) dengan manusia, kalau manusia ya merokok). Sementar Kyai Abu Bakar hanya diam saja melihat kedua sahabatnya ini bercanda, sambil meneruskan bacaan sholawat yg menjadi kebiasannya.
Di lain kesempatan, Kyai Abdul Karim pernah bercanda : " Wong nok kadung nyekik udud, sok nek nang kuburan ora nemu udud, bakale ngemut dzakare dewe " ( Orang yang sudah kecanduan rokok, saat dikuburan nanti tidak menemukan rokok yang bisa dihisap, maka dia akan menghisap kemaluannya sendiri).
Namun unik juga, kedua menantu KH Abdul Karim, yaitu KH Marzuki Dahlan dan KH Mahrus Ali justru mengikuti jejak KH Ma'ruf Donglo menjadi NU GR (Garis Rokok).
Kendati beliau-beliau berbeda dalam urusan rokok, tetapi mereka sepakat dalam hal minum kopi.
Oleh : fb AN Ang-hab
www.facebook.com/story.php?story_fbid=219188318427545&id=100010091347639
Tidak ada komentar:
Posting Komentar