KH Tolhah Mansur adalah pendiri salah satu badan otonom NU yakni IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama). Mungkin tak ada yang mengira, bahwa Kiai Tolhah dilahirkan dari lingkup keluarga biasa bukan dari keluarga kalangan pesantren. Pak Mansur ayahnya, adalah seorang penjual tikar, beliau sangat memuliakan para Kiai. Karena tergolong hidup pas pasan, Pak Mansur sering tabarrukan dengan memberikan tikar-tikarnya pada para Kiai.
Putra Pak Mansur ini lantas menjadi Kiai besar, KH Tolhah Mansur pendiri IPNU. Yang akhirnya beliau diambil menantu oleh KH. Wahib putra dari KH. Wahab Chasbullah salah satu pendiri Nahdlatul Ulama. KH. Tolhah Mansur mempunyai putra yang salah satunya adalah Romahurmuzy yang sekarang menjadi ketua PPP pusat.
Ada cerita yang hampir sama, yakni seorang wali dari Madura. Meski hanya orang biasa, tapi setiap acara Haulnya Raden Ibrahim alias KH Syamsul Arifin ayah dari KH As'ad Syamsul Arifin, beliau selalu memberikan sapi untuk acara Haul. Mungkin sebab memuliakan KH Syamsul Arifin yang merupakan wali inilah, akhirnya orang tersebut juga menjadi wali.
Banyak kisah seperti kisah kisah di atas, dan sebagaimana yang disampaikan KH Qoyyum Mansur saat haul KH Bisri Syansuri Denanyar Jombang 2016. Bahwa banyak orang biasa jadi Kiai karena orang tuanya memuliakan Kiai. Banyak Kiai yang anaknya jadi orang biasa karena menghina kebodohan orang. Kiai barokahi, wong bodo malati (Kiai membawa berkah, orang bodoh bisa menjadi sebab kuwalat).
Oleh : fb Fatih ElMufid
Diambil secukupnya dari dawuh KH. Ahmad Hasan, Rois Syuriyah MWCNU Jombang Kota di Masjid Ar-Raudhoh Sabtu 17/1/2017.
www.facebook.com/story.php?story_fbid=10206266381257924&id=1817501487
Tidak ada komentar:
Posting Komentar