Dalam Islam dari permulaan sudah diberi pelajaran bahwa untuk mendapat kebahagiaan lahir batin dunia akhirat agar menjalankan rukun-rukun Islam yang lima. Bagi pecinta pewayangan tentu kita mengenal Pandawalimo (pandowolimo) atau juga disebut Baladewa dan bukan Balakurawa. Mereka adalah Punthadewa, Brantasena, Janaka, Nakula, dan Sadewa yang merupakan penggambaran lima rukun Islam.
Punthadewa adalah sesepuh dari Pandawalima yang mempunyai jimat Kalimasada (kalimososdo). Kalima itu kalimat dan Sada itu adalah Syahadat yang berarti Kalimat Syahadat. Atau juga diartikan kalima itu kelima dan Sada (sodo) yang dalam bahasa jawa kuno adalah dua belas, yang jika dijumlah menjadi tujuh belas. Disini adalah penggambaran bahwa seseorang bisa dikatakan Syahadad (mengakui adanya Allah), adalah dia yang bersungguh-sungguh disertai menjalankan sholat 5 waktu yang berjumlah 17 rakaat.
Brantasena (brontoseno) Pandawalima ke dua yakni yang mempunyai jimat Kuku Pancanaka. Kuku adalah kuku jari, panca berarti lima sedangkan naka berarti waktu. Disini adalah penggambaran bahwa siapa yang mau menjalankan sholat lima waktu akan mendapatkan surga. Mengapa diartikan surga, karena kuku adalah lambang dari surga yang tak lain jika mengingat kisah Nabi Adam dan Siti Hawa. Beliau berdua dijatuhkan dari surga dan sifat dari surga jadi berangsur berubah. Rambut jadi memutih, gigi pun juga berangsur terlepas kecuali kuku yang nyaris tetap.
Ini juga yang menjadi sebab mengapa Brantasena satu-satunya wayang yang bisa disujudkan, karena sujud merupakan lambang dari sholat. Yakni pengabdian Brantasena kepada Hyang Widhi, Hyang adalah Tuhan sedangkan Widhi adalah satu, yang tak lain adalah Allah.
Oleh : admin Imam Mahmudi
Diambil secukupnya dari dawuh Kiai Maimun Zubair
Ini juga yang menjadi sebab mengapa Brantasena satu-satunya wayang yang bisa disujudkan, karena sujud merupakan lambang dari sholat. Yakni pengabdian Brantasena kepada Hyang Widhi, Hyang adalah Tuhan sedangkan Widhi adalah satu, yang tak lain adalah Allah.
Oleh : admin Imam Mahmudi
Diambil secukupnya dari dawuh Kiai Maimun Zubair
Tidak ada komentar:
Posting Komentar