Suatu hari di sebuah pesantren, keamanan menangkap santri yang sedang mencuri. Santri tersebut sudah tertangkap beberapa kali dan akhirnya disidang pihak keamanan pesantren. Ironisnya yang dicuri adalah pakaian dalam santri putri (BH,red).
Dilaporkan pada Kiai perihal tersebut
"Yai,, santri ini nakal, sering mencuri BH, kami dari pihak keamanan menginginkan santri ini dikeluarkan"
"Lhooo.. Kalau santri ini nakal jangan bilang saya, saya sudah tahu. Lha dia dipondokan disini karena nakal kok. Apa tak malu, kita dititipi untuk memperbaiki belum baik kok sudah dikembalikan."
Jawab Kiai,, yang membuat kaget para keamanan.
"Tapi ya sudah,, saya hargai hasil musyawarah keamanan bahwa santri ini dikeluarkan dari pesantren, tapi biar sekarang dia tinggal dirumahku saja."
Imbuh Kiai yang semakin membuat keamanan kaget. Bagaimana perlakuan Kiai terhadap santri/orang yang sangat nakal sekalipun.
Walaupun tinggal di rumah Sang Kiai, tak banyak yang harus dikerjakan santri tersebut. Ketika Kiai mau mengajar mengaji, santri cuma disuruh membawakan kitab dan menandai setiap bagian akhir Kiai mengajar. Setiap Kiai mau mengimami sholat santri disuruh mempersiapkan tempat, hanya begitu seterusnya selama dia mondok.
Ternyata dengan cara sederhana tersebut, otomatis dia selalu mengaji dan menyimak setiap kajian dan dawuh Sang Kiai. Begitu juga dengan sholat berjamaah, yang bahkan jadi terbiasa mengikuti Sang Kiai sholat malam.
Setelah beberapa tahun, akhirnya santri tersebut pulang. Tanpa disangka di kampung dia didatangi banyak orang yang ingin menimba ilmu padanya. Hingga dibuatlah sebuah pesantren karena santrinya yang semakin banyak.
____________
Diambil dari dawuh KH. Anwar Zahid Bojonegoro. Ada versi lain dawuh dari Gus Dur ketika di Tegalrejo yang hampir sama dan mungkin sama bahwa Kiai tersebut adalah Kiai Fattah Hasyim Jombang, sebagai keamanan pesantren adalah Gus Dur sendiri dan santri tersebut dirahasiakan. Tapi untuk yang dicuri tidak dijelaskan BeHa.. Hahaha.. Meskipun demikian, ada lagi versi cerita
Pada suatu kesempatan, Gus Dur bertemu santri tersebut yang sudah menjadi Kiai dengan banyak santri. Seolah hanya nyindir dengan santai Gus Dur bertanya,
"yang kamu curi warnanya apa Ndaaa..,?"
Sontak, mereka berdua langsung tertawa terpingkal-pingkal.
Wallahu A'lam...
Al-Faatihah...
Oleh : admin Imam Mahmudi
Diambil dari dawuh Gus Dur dan KH. Anwar Zahid