Senin, 04 Juli 2016

Presiden yang Terlupakan

    Teungku Halimah (Ibu Lily) bejualan sukun goreng untuk membeli susu dan menghidupi empat anaknya yang masih kecil yakni Icah, Pipi, Khalid, dan Farid. Perjuangan hidup yang berat itu, dijalani Lily selama suaminya berada di Sumatera menjalankan tugas negara.

    Saat berjualan sukun itu, ada protes "kecil" dari Icah. "Kenapa kita tidak minta bantuan saja pada Presiden Om Karno dan Wakil Presiden Om Hatta serta Om Hengky (Sri Sultan Hamangku Buwono IX)," tanya Icah.

   "Ayahmu sering mengatakan kepada ibu agar kita jangan bergantung pada orang lain, Icah. Kalau tidak penting sekali jangan pernah jangan pernah meminjam uang, jangan pernah berutang," kata Lily.

    "Tapi apa ibu tidak malu? Ayah orang hebat, keluarga ayah dan ibu juga orang-orang hebat," kata Icah.

"Iya, sayang. Ibu mengerti, tapi dengarkan ya. Yang membuat kita boleh malu adalah kalau kita melakukan hal-hal yang salah seperti mengambil milik orang lain yang bukan hak kita, atau mengambil uang negara. Itu pencuri namanya. Orang-orang mungkin tidak tahu, tapi Allah tahu," kata Lily, memberi penjelasan pada anak sulungnya itu.

    Itu adalah dialog Ibu Lily isteri Bapak Syafruddin Prawiranegara, mantan Presiden yang memimpin pemerintahan darurat RI selama 207 hari (saat Bung Karno dan Bung Hatta ditangkap Belanda), beliau juga Mantan Perdana menteri, mantan menteri keuangan, mantan menteri perdagangan dan mantan menteri pertanian di Era Bung Karno.

   Segudang jabatan yang telah beliau emban, tetapi hingga akhit hayat keadaan beliau tetap miskin dan terlupakan bahkan dilupakan. Dialah sang penyelamat Republik ini Yang Terhormat Bapak Syafruddin Prawiranegara.

Al-Faatihah...

Oleh : fb Ali Valentino
www.facebook.com/story.php?story_fbid=1982467972
03226&id=100010537206408

Tidak ada komentar:

Posting Komentar