Di Thailand, salah satu larangan jika Anda wisata ke sana adalah menginjak uang Bath, karena di dalam uang tersebut ada foto raja mereka. Jika sampai ada yang berangi menginjak, maka ia dianggap menghina sang raja. Di sini, jika ada orang mempunyai mata uang Amerika, khawatir jika sampai lusuh, apalagi robek, karena di mata uang dollar terdapat foto presidennya. Apakah Anda dapat melakukan hal yang sama pada mata uang rupiah, jika terdapat foto Presiden Sukarno di sana? Atau paling tidak, bagaimana Anda menghormati foto Presiden Sukarno?
Saya tidak menyuruh untuk menghormati gambar. Sama sekali tidak. Tapi bukan gambarnya yang saya maksud, tapi jasa-jasa yang telah diberikan oleh orang yang ada dalam gambar tersebut. Pak Sukarno telah memiliki andil yang besar dalam kemerdekaan Negara ini, dan gambarnya malah biasa kita injak-injak, atau sampai usang/robek saja kita biarkan.
Masalah Presiden Sukarno berpartai apa, saya tidak ambil pusing. Apapun kesalahannya, biar jadi urusan Allah. Karena dia adalah manusia, dan bagaimanapun pasti memiliki kesalahan. Namun harus diakui dan sudah menjadi fakta bahwa Presiden Sukarno diberi kelebihan oleh Allah dalam membimbing Negara ini.
Kita harus pintar menghargai jasa orang. Makanya di setiap pemakaman orang-orang kampung, Pak Modin selalu berkata kepada masyarakat yang hadir: “Sakseni nJeh, mayit niki tiyang sae (tolong saksikan ya, bahwa mayit ini orang baik).” Ini menjadi pelajaran bagi kita untuk beriktikad baik pada orang.
Oleh : fp Muhammad Habib Luthfi
www.facebook.com/story.php?story_fbid=10153257019790766&id=94438400765&refid=13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar