Di Thailand, salah satu larangan jika Anda wisata ke sana adalah menginjak uang Bath, karena di dalam uang tersebut ada foto raja mereka. Jika sampai ada yang berangi menginjak, maka ia dianggap menghina sang raja. Di sini, jika ada orang mempunyai mata uang Amerika, khawatir jika sampai lusuh, apalagi robek, karena di mata uang dollar terdapat foto presidennya. Apakah Anda dapat melakukan hal yang sama pada mata uang rupiah, jika terdapat foto Presiden Sukarno di sana? Atau paling tidak, bagaimana Anda menghormati foto Presiden Sukarno?
Saya tidak menyuruh untuk menghormati gambar. Sama sekali tidak. Tapi bukan gambarnya yang saya maksud, tapi jasa-jasa yang telah diberikan oleh orang yang ada dalam gambar tersebut. Pak Sukarno telah memiliki andil yang besar dalam kemerdekaan Negara ini, dan gambarnya malah biasa kita injak-injak, atau sampai usang/robek saja kita biarkan.
Masalah Presiden Sukarno berpartai apa, saya tidak ambil pusing. Apapun kesalahannya, biar jadi urusan Allah. Karena dia adalah manusia, dan bagaimanapun pasti memiliki kesalahan. Namun harus diakui dan sudah menjadi fakta bahwa Presiden Sukarno diberi kelebihan oleh Allah dalam membimbing Negara ini.
Kita harus pintar menghargai jasa orang. Makanya di setiap pemakaman orang-orang kampung, Pak Modin selalu berkata kepada masyarakat yang hadir: “Sakseni nJeh, mayit niki tiyang sae (tolong saksikan ya, bahwa mayit ini orang baik).” Ini menjadi pelajaran bagi kita untuk beriktikad baik pada orang.
Oleh : fp Muhammad Habib Luthfi
www.facebook.com/story.php?story_fbid=10153257019790766&id=94438400765&refid=13
Senin, 04 Juli 2016
Kecerdikan yang Dihujat
Kelompok Katolik binaan Pater Beek banyak bertebaran di berbagai lini vital: dari organisasi think tank Orde Baru hingga militer. CSIS disebut sebagai kantong terkuat, sedangkan di struktur militer jaringan binaan Beek terpusat di tangan LB. Moerdani. CSIS tersambung kuat dengan Pak Harto karena di dalamnya ada Ali Moertopo dan Benny Moerdani. Matarantainya adalah Beek>CSIS>Benny>Ali>Pak Harto.
Yang paling cemerlang adalah langkah yang dilakukan Gus Dur. Dalam strategi perang, menaklukkan musuh dengan menjadikannya sahabat adalah pencapaian paling cerdas dan strategis. Taktik lain yang dilakukan Gus Dur adalah "mengetahui kekuatan lawan bukan dari desas-desus, melainkan langsung masuk ke sarangnya."
Gus Dur menaklukkan jenderal paling ditakuti, Leonardus Benny Moerdani, bukan dengan melawannya secara frontal, tapi menggandeng tangannya, menggiringnya masuk ke pesantren-pesantren, sambil menjelaskan, "Ini lho kaum muslimin Indonesia itu, damai. Bukan yang mau memberontak pakai label DI/TII maupun yang terlibat dalam kasus Woyla, Komji, dll." Jenderal katolik itu dipertemukan dengan Kiai As'ad Syamsul Arifin dan Kiai Mahrus Ali Lirboyo, dua pejuang 45. Kita tahu, jenderal model Benny itu agak sungkan kalau berhadapan dengan eksponen 45. Di hadapan Benny, Kiai Mahrus Ali ceplas-ceplos berkata: "Pak Jenderal, kami ini jangan disuruh KB. InsyaAllah keturunan kami ini baik-baik. Maling dan penjahat itu saja yang disuruh KB."
Kiai Mahrus terkekeh. Benny manggut-manggut.
Gus Dur satu langkah berhasil merangkul Jenderal Benny, hingga Pak Harto mulai cemas. Bayangkan, di pertengahan 1980-an itu Ketua Umum PBNU dengan jutaan pengikut luntang lantung mesra dengan Panglima Angkatan Bersenjata. Apa jadinya jika dua kekuatan hijau ini bersatu? Tak berselang lama, Pak Harto mulai mempreteli kekuatan Benny dengan memberhentikannya sebagai Pangab medio 1987.
Strategi menaklukkan lawan dengan cara merangkul dan menjadikannya sahabat ini saya kira yang membuat Gus Dur punya informasi unlimited dari sumber A1. Dari mulut Benny, tampaknya, GD banyak memperoleh info soal jaringan katolik, peta kekuatan internal militer dan kompetisi jenderal hijau vs merah putih. Soal tragedi pembantaian guru ngaji di Banyuwangi, 1998-1999, Gus Dur dengan lantang menyebutnya sebagai operasi Nagahijau. Kemungkinan besar infonya datang dari Benny atau jaringannya.
Karena telah mengetahui jerohan militer melalui Benny, maka ketika Gus Dur menjadi presiden beliau dengan taktis mendorong supremasi sipil dengan mengembalikan militer ke barak dan merealisasi tahap pemisahan TNI dan Polri. Di era presiden Gus Dur pula, beliau berusaha menghentikan kompetisi jenderal merah putih vs jenderal hijau dengan mengangkat jenderal bersih dan netral bernama Agus Wirahadikusumah sebagai Pangkostrad, meski akhirnya jenderal ini meninggal di Makkah, menyusuh kematian Jaksa Agung bersih bernama Baharuddin Lopa di kota yang sama.
Bagaimana langkah Gus Dur bermain di badan intelijen. Pertama merombak tatanannya dan namanya, kedua, menyingkirkan pengaruh intelijen didika dan titipan Orde Baru serta menempatkan Brigjend Arie J. Kumaat, sosok yang lumayan bersih, sebagai pimpinan lembaga intelijen yang baru.
Hanya Polri yang ruwet ditata. Silahkan cek riyawat bagaimana alotnya Gus Dur merombak pucuk pimpinan Polri hingga dimainkan oleh DPR sebagai dayatawar politik dengan pion bernama S. Bimantara.
Strategi menaklukkan lawan dengan cara menjadikannya sahabat sebelumnya juga dilakukan Gus Dur dengan membawa Mbak Tutut keliling Jawa, 1996-an. Ini langkah taktis memomong anak untuk menaklukkan hati bapak. Hahaha....Lihat, Pak Harto yang pada Muktamar Cipasung, 1994, ingin menyingkirkan Gus Dur dan menjinakkan NU tapi gagal kemudian mulai melunak dan mau menerima kepengurusan PBNU di bawah kepemimpinan Gus Dur.
Yang luar biasa, di saat yang lain mencaci maki Pak Harto manakala ia jatuh, dan semua penjilatnya menjauhinya, Gus Dur lah yang menemani hari-hari pilu tersebut. Gus Dur bukan menghibur, Gus Dur hanya berusaha menegakkan kepercayaan diri Pak Harto sebagai manusia Jawa, manusia Indonesia.
Lalu bagaimana dengan strategi "mengetahui kekuatan lawan bukan dari desas-desus, melainkan langsung masuk ke sarangnya." Coba, silahkan lihat keterlibatan Gus Dur sebagai anggota Shimon Peres Institute, Israel. Anggota lembaga ini banyak: dari cendekiawan, anggota Knesset (parlemen Israel), jenderal, hingga mereka yang punya jaringan di AIPAC (itu lhooo, komite lobi Zionis di AS). Lha, dalam hal ini, saya malah membayangkan Gus Dur masuk ke benteng musuh dengan santai, disambut jabat tangan lawan, dan dengan santai Gus Dur sibuk memetakan kekuatan lawan sambil menyeruput kopi.
Kabarnya, saat berkunjung ke Israel, Gus Dur ditemui Ehud Barak, PM Israel. Jagal rakyat Palestina selain Ariel Sharon dan Ben Netanyahu itu bertanya, "Bagaimana cara ampuh menghentikan perlawanan rakyat Palestina. Tuan punya saran?"
"Gampang, Tuan Barak. Kembalikan kemerdekaan mereka. Selesai sudah!" jawab Gus Dur santai.
----
Oleh fb Rijal Mumazziq Z
www.facebook.com/story.php?story_fbid=908556149226022&id=100002149375608&ref=bookmarks
Yang paling cemerlang adalah langkah yang dilakukan Gus Dur. Dalam strategi perang, menaklukkan musuh dengan menjadikannya sahabat adalah pencapaian paling cerdas dan strategis. Taktik lain yang dilakukan Gus Dur adalah "mengetahui kekuatan lawan bukan dari desas-desus, melainkan langsung masuk ke sarangnya."
Gus Dur menaklukkan jenderal paling ditakuti, Leonardus Benny Moerdani, bukan dengan melawannya secara frontal, tapi menggandeng tangannya, menggiringnya masuk ke pesantren-pesantren, sambil menjelaskan, "Ini lho kaum muslimin Indonesia itu, damai. Bukan yang mau memberontak pakai label DI/TII maupun yang terlibat dalam kasus Woyla, Komji, dll." Jenderal katolik itu dipertemukan dengan Kiai As'ad Syamsul Arifin dan Kiai Mahrus Ali Lirboyo, dua pejuang 45. Kita tahu, jenderal model Benny itu agak sungkan kalau berhadapan dengan eksponen 45. Di hadapan Benny, Kiai Mahrus Ali ceplas-ceplos berkata: "Pak Jenderal, kami ini jangan disuruh KB. InsyaAllah keturunan kami ini baik-baik. Maling dan penjahat itu saja yang disuruh KB."
Kiai Mahrus terkekeh. Benny manggut-manggut.
Gus Dur satu langkah berhasil merangkul Jenderal Benny, hingga Pak Harto mulai cemas. Bayangkan, di pertengahan 1980-an itu Ketua Umum PBNU dengan jutaan pengikut luntang lantung mesra dengan Panglima Angkatan Bersenjata. Apa jadinya jika dua kekuatan hijau ini bersatu? Tak berselang lama, Pak Harto mulai mempreteli kekuatan Benny dengan memberhentikannya sebagai Pangab medio 1987.
Strategi menaklukkan lawan dengan cara merangkul dan menjadikannya sahabat ini saya kira yang membuat Gus Dur punya informasi unlimited dari sumber A1. Dari mulut Benny, tampaknya, GD banyak memperoleh info soal jaringan katolik, peta kekuatan internal militer dan kompetisi jenderal hijau vs merah putih. Soal tragedi pembantaian guru ngaji di Banyuwangi, 1998-1999, Gus Dur dengan lantang menyebutnya sebagai operasi Nagahijau. Kemungkinan besar infonya datang dari Benny atau jaringannya.
Karena telah mengetahui jerohan militer melalui Benny, maka ketika Gus Dur menjadi presiden beliau dengan taktis mendorong supremasi sipil dengan mengembalikan militer ke barak dan merealisasi tahap pemisahan TNI dan Polri. Di era presiden Gus Dur pula, beliau berusaha menghentikan kompetisi jenderal merah putih vs jenderal hijau dengan mengangkat jenderal bersih dan netral bernama Agus Wirahadikusumah sebagai Pangkostrad, meski akhirnya jenderal ini meninggal di Makkah, menyusuh kematian Jaksa Agung bersih bernama Baharuddin Lopa di kota yang sama.
Bagaimana langkah Gus Dur bermain di badan intelijen. Pertama merombak tatanannya dan namanya, kedua, menyingkirkan pengaruh intelijen didika dan titipan Orde Baru serta menempatkan Brigjend Arie J. Kumaat, sosok yang lumayan bersih, sebagai pimpinan lembaga intelijen yang baru.
Hanya Polri yang ruwet ditata. Silahkan cek riyawat bagaimana alotnya Gus Dur merombak pucuk pimpinan Polri hingga dimainkan oleh DPR sebagai dayatawar politik dengan pion bernama S. Bimantara.
Strategi menaklukkan lawan dengan cara menjadikannya sahabat sebelumnya juga dilakukan Gus Dur dengan membawa Mbak Tutut keliling Jawa, 1996-an. Ini langkah taktis memomong anak untuk menaklukkan hati bapak. Hahaha....Lihat, Pak Harto yang pada Muktamar Cipasung, 1994, ingin menyingkirkan Gus Dur dan menjinakkan NU tapi gagal kemudian mulai melunak dan mau menerima kepengurusan PBNU di bawah kepemimpinan Gus Dur.
Yang luar biasa, di saat yang lain mencaci maki Pak Harto manakala ia jatuh, dan semua penjilatnya menjauhinya, Gus Dur lah yang menemani hari-hari pilu tersebut. Gus Dur bukan menghibur, Gus Dur hanya berusaha menegakkan kepercayaan diri Pak Harto sebagai manusia Jawa, manusia Indonesia.
Lalu bagaimana dengan strategi "mengetahui kekuatan lawan bukan dari desas-desus, melainkan langsung masuk ke sarangnya." Coba, silahkan lihat keterlibatan Gus Dur sebagai anggota Shimon Peres Institute, Israel. Anggota lembaga ini banyak: dari cendekiawan, anggota Knesset (parlemen Israel), jenderal, hingga mereka yang punya jaringan di AIPAC (itu lhooo, komite lobi Zionis di AS). Lha, dalam hal ini, saya malah membayangkan Gus Dur masuk ke benteng musuh dengan santai, disambut jabat tangan lawan, dan dengan santai Gus Dur sibuk memetakan kekuatan lawan sambil menyeruput kopi.
Kabarnya, saat berkunjung ke Israel, Gus Dur ditemui Ehud Barak, PM Israel. Jagal rakyat Palestina selain Ariel Sharon dan Ben Netanyahu itu bertanya, "Bagaimana cara ampuh menghentikan perlawanan rakyat Palestina. Tuan punya saran?"
"Gampang, Tuan Barak. Kembalikan kemerdekaan mereka. Selesai sudah!" jawab Gus Dur santai.
----
Oleh fb Rijal Mumazziq Z
www.facebook.com/story.php?story_fbid=908556149226022&id=100002149375608&ref=bookmarks
Mbah Maimun Zubair dan Santri Habib
Cerita dalam cerita. Belum lama ini saya terlibat perbincangan dengan saudara saya di Kauman, Surakarta. Sambil menunggu tokonya, kami terhanyut dalam pembicaraan begitu hangat. Tiba-tiba, entah arah pembicaraannya kemana, lalu saudara saya ini bercerita tentang sosok Mbah Maimun Zubair, Sarang.
Dulu saya sering bolak-balik ke Bandung, ke tempatnya Habib Abdullah Zaky al-Kaff. Nah, suatu ketika Habib Zaky ini bercerita ke saya saat dirinya hendak mondok ke Mbah Maimun Zubair. Sebelum berangkat ke pondok, Habib Zaky dikasih tahu oleh pamannya, "Nanti kalau sudah di sana, jangan kasih tahu Mbah Maimun kalau kamu ini masih dzuriyah (cucu Nabi) ya?!"
Sesampainya di sana, Habib Zaky sowan ke Mbah Maimun Zubair. Kemudian, ia ditanya oleh Mbah Maimun, "Nama kamu siapa?"
"Nama saya Zaky," jawab Habib Zaky menutup-nutupi jatidirinya. Selain juga karena wajah Habib Zaky tidak begitu ke-Arab-an. Walhasil, saat perkenalan para santri usai mulailah aktifitas seperti biasanya. Semua kembali ke kamar masing-masing untuk tidur dan beristirahat.
Singkat cerita, saat waktu tengah malam, kamar Habib Zaky digedor-gedor. Para santri pun kaget, ternyata yang menggedor-gedor pintu kamar adalah Mbah Maimun Zubair. "Mana yang namanya Zaky? Kamu tidak ngaku ya, kalau kamu masih dzurriyah Nabi?! Saya barusan didatangi Rasulullah di dalam mimpi. Lalu, Rasulullah berpesan kepada saya untuk nitip cucunya."
http://pustakamuhibbin.blogspot.my/2016/06/kisah-mbah-maimun-zubair-dan-santri.html?m=1
Dulu saya sering bolak-balik ke Bandung, ke tempatnya Habib Abdullah Zaky al-Kaff. Nah, suatu ketika Habib Zaky ini bercerita ke saya saat dirinya hendak mondok ke Mbah Maimun Zubair. Sebelum berangkat ke pondok, Habib Zaky dikasih tahu oleh pamannya, "Nanti kalau sudah di sana, jangan kasih tahu Mbah Maimun kalau kamu ini masih dzuriyah (cucu Nabi) ya?!"
Sesampainya di sana, Habib Zaky sowan ke Mbah Maimun Zubair. Kemudian, ia ditanya oleh Mbah Maimun, "Nama kamu siapa?"
"Nama saya Zaky," jawab Habib Zaky menutup-nutupi jatidirinya. Selain juga karena wajah Habib Zaky tidak begitu ke-Arab-an. Walhasil, saat perkenalan para santri usai mulailah aktifitas seperti biasanya. Semua kembali ke kamar masing-masing untuk tidur dan beristirahat.
Singkat cerita, saat waktu tengah malam, kamar Habib Zaky digedor-gedor. Para santri pun kaget, ternyata yang menggedor-gedor pintu kamar adalah Mbah Maimun Zubair. "Mana yang namanya Zaky? Kamu tidak ngaku ya, kalau kamu masih dzurriyah Nabi?! Saya barusan didatangi Rasulullah di dalam mimpi. Lalu, Rasulullah berpesan kepada saya untuk nitip cucunya."
http://pustakamuhibbin.blogspot.my/2016/06/kisah-mbah-maimun-zubair-dan-santri.html?m=1
Kiai Penakluk Langit
Kiai Adlan Ali, sosok kiai sepuh yang sabar dan istiqamah ini sangat terkenang betul di benak para santri. Ketika mereka ditanya tentang “Bagaimana sosok Kiai Adlan menurut Panjenengan?” maka berbagai komentar yang hampir tak serupa senantiasa kami dengar. Ada yang menuturkan, "Beliau itu kiai yang tidak hanya hafal isi al-Quran tetapi juga menjalankannya”, “Kiai Adlan adalah kuncinya Kiai Hamid Pasuruan. Jadi kalau ingin mudah bertemu dengan Kiai Hamid harus sowan dulu ke Kiai Adlan.”
Bahkan Prof. Dr. KH. Thalhah Hasan menambahkan; “Di Tebuireng itu ada dua penghuni surga: Kiai Idris Kamali dan Kiai Adlan Ali. Beliau berdua sama-sama alim, wara', zuhud…"Ada lagi kesan para santri yang membuat kami terkesan unik, “Kiai Adlan Ali itu kiai yang tidak pernah melihat langit.” Istilah ini menunjukkan saking tawadhu’nya Kiai Adlan. Ketika berjalan tidak pernah mengangkat kepala ke atas. Beliau senantiasa menunduk sopan.
Di Tebuireng, setiap bulan Ramadhan, Kiai Adlan membacakan kitab matan at-Taqrib. Tepat di posisi yang dulu digunakan Hadhratus Syaikh KH. M. Hasyim Asy’ari mengajar, Kiai Adlam duduk di sana, sedangkan para santri mengitarinya sebagai halaqah ilmiah. Dalam pengajian ini ada karomah Kiai Adlan yang tampak di setiap tahunnya. Ketika pembahasan tepat pada bab Istisqa’ (ritual memohon hujan), anehnya langit Tebuireng menjadi gelap. Dan tiba-tiba saja, bulan Ramadhan yang biasanya kemarau turun hujan deras mengguyur lahan pondok.
Langit pun malu oleh Kiai Adlan. Ia tidak pernah dipandang oleh Kiai Adlan. Ketika ia disindir lewat pembacaan bab istisqa’ maka, ia langung menangis menurunkan air mata hujannya. (Sumber: Atunk/
Fathurrahman Karyadi. Keterangan foto: Almarhum KH. M. Adlan Ali saat membaca kitab at-Taqrib).
Oleh : fp SarungNu.com
www.facebook.com/sarungnudotcom/photos/a.751877281591442.1073741828.748851765227327/914175762028259/?type=3
Mbah Marzuki dan Nabi Khidir
Syeh Syihabudin Al Qalyubi menyebutkan dalam kitab karanganya ”An Nawadir”, bahwa Allah SWT merahasiakan 5 (Lima) hal dalam 5 (Lima) hal. salah satunya adalah Allah merahasiakan keberadaan kekasih-Nya (wali-Nya) di antara manusia.
Untuk apa? adalah agar kita berhati-hati atau menghormati kepada semua orang.
Karena kita tidak tahu siapa orang yang kita selalu kita temui, boleh jadi menurut kita orang biasa/hina tapi ternyata ia adalah waliyullah, maka dengan begitu kita harus menghormati semua orang. Dan memang waliyullah adalah Rahasia Allah, hanya orang-orang pilihan saja yang tahu keberadaan wali-wali Allah sampai sampai di dunia per-wali-an muncul ”Pameo”:
ﻻﻳﻌﺮﻑ ﺍﻟﻮﺍﻟﻲ ﺇﻻﺍﻟﻮﺍﻟﻲ
”Tidak ada yang mengetahui bahwa seseorang itu wali kecuali ia sendiri wali”.
Wali tidak lebih adalah seorang manusia, sama seperti kita-kita ini, hanya saja ia mempunyai derajat yang tinggi di hadapan Allah, sehingga ia menjadi kekasih Allah.
Mengenai kerahasiaan wali di antara para manusia ini saya teringat apa yang dikisahkan oleh guru saya Mbah Kyai Solichun (PonPes Nurul Hasan, Geger Tegalrejo) sewaktu saya sowan kepada beliau. beliau bercerita, bahwa pada suatu hari Mbah Kyai Marzuqi Lirboyo kedatangan seorang tamu. Tidak seperti pada hari-hari biasanya, di mana tamu yang sowan adalah kyai atau santri berpakaian rapi. Tamu beliau kali ini memang lain dari yang lain, bermata sipit seperti orang keturunan tionghoa(bhs jawa: koyo wong cino), memakai celana pendek.
Pada saat yang bersamaan Mbah Kyai Mahrus memperhatikan tamu yang datang ini dari kejauhan.
Tanpa disangka ternyata Mbah Kyai Marzuqi menyambut tamu ini dengan penuh hormat, mencium tanganya dan melayani tamu tersebut secara istimewa.
Karena terkejut dengan sikap Mbah Kyai Marzuqi teradap tamunya, maka setelah tamu tersebut pamitan, Mbah Kyai Mahrus bergegas bertanya kepada Mbah Kyai Marzuqi siapakah tamu beliau tadi dan mengapa Mbah kyai menyambut dengan penuh hormat (bhs Jawa:munduk-munduk), mencium tangan dan melayaninya dengan khidmat.
Mbah Marzuqi menjawab: ”Kae mau Nabi Khidir, ngabari aku nek patang puluh dino maneh aku mati” (itu tadi nabi Khidir, memberitahuku bahwa 40 (empat puluh) hari lagi aku mati.”
Dan memang benar, Mbah Kyai Mahrus menghitung tepat 40 (empat puluh) hari setelah kedatangan tamu tersebut, Mbah Kyai Marzuqi dipanggil menghadap Allah SWT.
Wali memang rahasia Allah….
Wallahu A’lam.
Oleh : fp Kumpulan Foto Ulama dan Habaib
www.facebook.com/KumpulanFotoUlamaDanHabaib/photos/a.356613851095960.85503.347695735321105/373693949387950/?type=3
Untuk apa? adalah agar kita berhati-hati atau menghormati kepada semua orang.
Karena kita tidak tahu siapa orang yang kita selalu kita temui, boleh jadi menurut kita orang biasa/hina tapi ternyata ia adalah waliyullah, maka dengan begitu kita harus menghormati semua orang. Dan memang waliyullah adalah Rahasia Allah, hanya orang-orang pilihan saja yang tahu keberadaan wali-wali Allah sampai sampai di dunia per-wali-an muncul ”Pameo”:
ﻻﻳﻌﺮﻑ ﺍﻟﻮﺍﻟﻲ ﺇﻻﺍﻟﻮﺍﻟﻲ
”Tidak ada yang mengetahui bahwa seseorang itu wali kecuali ia sendiri wali”.
Wali tidak lebih adalah seorang manusia, sama seperti kita-kita ini, hanya saja ia mempunyai derajat yang tinggi di hadapan Allah, sehingga ia menjadi kekasih Allah.
Mengenai kerahasiaan wali di antara para manusia ini saya teringat apa yang dikisahkan oleh guru saya Mbah Kyai Solichun (PonPes Nurul Hasan, Geger Tegalrejo) sewaktu saya sowan kepada beliau. beliau bercerita, bahwa pada suatu hari Mbah Kyai Marzuqi Lirboyo kedatangan seorang tamu. Tidak seperti pada hari-hari biasanya, di mana tamu yang sowan adalah kyai atau santri berpakaian rapi. Tamu beliau kali ini memang lain dari yang lain, bermata sipit seperti orang keturunan tionghoa(bhs jawa: koyo wong cino), memakai celana pendek.
Pada saat yang bersamaan Mbah Kyai Mahrus memperhatikan tamu yang datang ini dari kejauhan.
Tanpa disangka ternyata Mbah Kyai Marzuqi menyambut tamu ini dengan penuh hormat, mencium tanganya dan melayani tamu tersebut secara istimewa.
Karena terkejut dengan sikap Mbah Kyai Marzuqi teradap tamunya, maka setelah tamu tersebut pamitan, Mbah Kyai Mahrus bergegas bertanya kepada Mbah Kyai Marzuqi siapakah tamu beliau tadi dan mengapa Mbah kyai menyambut dengan penuh hormat (bhs Jawa:munduk-munduk), mencium tangan dan melayaninya dengan khidmat.
Mbah Marzuqi menjawab: ”Kae mau Nabi Khidir, ngabari aku nek patang puluh dino maneh aku mati” (itu tadi nabi Khidir, memberitahuku bahwa 40 (empat puluh) hari lagi aku mati.”
Dan memang benar, Mbah Kyai Mahrus menghitung tepat 40 (empat puluh) hari setelah kedatangan tamu tersebut, Mbah Kyai Marzuqi dipanggil menghadap Allah SWT.
Wali memang rahasia Allah….
Wallahu A’lam.
Oleh : fp Kumpulan Foto Ulama dan Habaib
www.facebook.com/KumpulanFotoUlamaDanHabaib/photos/a.356613851095960.85503.347695735321105/373693949387950/?type=3
Karomah Habib Luthfi
Kisah ini dialami oleh saudara kita, namanya Muhammad Syamsuri. Beberapa waktu lalu beliau kecelakaan mobil di Tol Cipularang dan mengalami retak tulang kaki sehingga harus menggunakan kursi roda. Dokter sudah angkat tangan. Namun Syam tidak putus asa. Ia pergi ke Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan untuk minta doa. Syam ini adalah murid Habib Luthfi.
Pertama kali bertemu, Habib Luthfi bertanya kepada Syam tentang niatnya jika kakinya sembuh. Syam menjawab bahwa ia ingin kembali kerja di
Jakarta. Spontan Habib Luthfi menjawab bahwa ia tidak mungkin sembuh seumur hidup, harus memakai kursi roda. Syam dan keluarganya menangis mendengar kabar itu. Setelah itu Habib Luthfi pun pergi dan membiarkan Syam selama 3 minggu di rumahnya.
Selama waktu itu Syam hanya bengong dan meratapi nasibnya. Hingga suatu malam Syam bermimpi didatangi Habib Munzir al Musawa yang lantas rebahan di samping Syam dan memberikan lembar jadwal majlis MR sambil berbisik, "Bilang Habib Luthfi bahwa kamu ikut saya di Jakarta".
Pagi harinya Syam lantas menemui Habib Luthfi dan berkata bahwa ia di Jakarta membantu dakwah Habib Munzir dengan mengatur lalu lintas. Mendengar hal itu Habib Luthfi kaget dan lantas bertanya apa yang menyebabkan dia berubah niat? Syam lantas menceritakan mimpinya. Habib Lutfi kemudian memeluk Syam dan berkata, "Kamu besok sembuh. Pulang ke Jakarta berkah". Habib Luthfi kemudian mengusap kaki Syam dengan air beberapa kali.
Malam harinya yaitu Senin malam bertepatan dengan majlis rutin www.majelisrasulullah.org di Al Munawar , jam 21.00 kaki Syam sudah bisa digerakkan dan bisa untuk berjalan. Akhirnya Syam bisa berjalan seperti sebelumnya dan kini Syam sudah kembali membantu dakwah Habib Munzir dengan aktif membantu mengatur lalu lintas di Al Munawar.
www.muslimoderat
.com/2015/10/karomah-nyata-habib-lutfi-bin-yahya-dan.html#ixzz41Bb6YopN
Pertama kali bertemu, Habib Luthfi bertanya kepada Syam tentang niatnya jika kakinya sembuh. Syam menjawab bahwa ia ingin kembali kerja di
Jakarta. Spontan Habib Luthfi menjawab bahwa ia tidak mungkin sembuh seumur hidup, harus memakai kursi roda. Syam dan keluarganya menangis mendengar kabar itu. Setelah itu Habib Luthfi pun pergi dan membiarkan Syam selama 3 minggu di rumahnya.
Selama waktu itu Syam hanya bengong dan meratapi nasibnya. Hingga suatu malam Syam bermimpi didatangi Habib Munzir al Musawa yang lantas rebahan di samping Syam dan memberikan lembar jadwal majlis MR sambil berbisik, "Bilang Habib Luthfi bahwa kamu ikut saya di Jakarta".
Pagi harinya Syam lantas menemui Habib Luthfi dan berkata bahwa ia di Jakarta membantu dakwah Habib Munzir dengan mengatur lalu lintas. Mendengar hal itu Habib Luthfi kaget dan lantas bertanya apa yang menyebabkan dia berubah niat? Syam lantas menceritakan mimpinya. Habib Lutfi kemudian memeluk Syam dan berkata, "Kamu besok sembuh. Pulang ke Jakarta berkah". Habib Luthfi kemudian mengusap kaki Syam dengan air beberapa kali.
Malam harinya yaitu Senin malam bertepatan dengan majlis rutin www.majelisrasulullah.org di Al Munawar , jam 21.00 kaki Syam sudah bisa digerakkan dan bisa untuk berjalan. Akhirnya Syam bisa berjalan seperti sebelumnya dan kini Syam sudah kembali membantu dakwah Habib Munzir dengan aktif membantu mengatur lalu lintas di Al Munawar.
www.muslimoderat
.com/2015/10/karomah-nyata-habib-lutfi-bin-yahya-dan.html#ixzz41Bb6YopN
Presiden yang Terlupakan
Teungku Halimah (Ibu Lily) bejualan sukun goreng untuk membeli susu dan menghidupi empat anaknya yang masih kecil yakni Icah, Pipi, Khalid, dan Farid. Perjuangan hidup yang berat itu, dijalani Lily selama suaminya berada di Sumatera menjalankan tugas negara.
Saat berjualan sukun itu, ada protes "kecil" dari Icah. "Kenapa kita tidak minta bantuan saja pada Presiden Om Karno dan Wakil Presiden Om Hatta serta Om Hengky (Sri Sultan Hamangku Buwono IX)," tanya Icah.
"Ayahmu sering mengatakan kepada ibu agar kita jangan bergantung pada orang lain, Icah. Kalau tidak penting sekali jangan pernah jangan pernah meminjam uang, jangan pernah berutang," kata Lily.
"Tapi apa ibu tidak malu? Ayah orang hebat, keluarga ayah dan ibu juga orang-orang hebat," kata Icah.
"Iya, sayang. Ibu mengerti, tapi dengarkan ya. Yang membuat kita boleh malu adalah kalau kita melakukan hal-hal yang salah seperti mengambil milik orang lain yang bukan hak kita, atau mengambil uang negara. Itu pencuri namanya. Orang-orang mungkin tidak tahu, tapi Allah tahu," kata Lily, memberi penjelasan pada anak sulungnya itu.
Itu adalah dialog Ibu Lily isteri Bapak Syafruddin Prawiranegara, mantan Presiden yang memimpin pemerintahan darurat RI selama 207 hari (saat Bung Karno dan Bung Hatta ditangkap Belanda), beliau juga Mantan Perdana menteri, mantan menteri keuangan, mantan menteri perdagangan dan mantan menteri pertanian di Era Bung Karno.
Segudang jabatan yang telah beliau emban, tetapi hingga akhit hayat keadaan beliau tetap miskin dan terlupakan bahkan dilupakan. Dialah sang penyelamat Republik ini Yang Terhormat Bapak Syafruddin Prawiranegara.
Al-Faatihah...
Oleh : fb Ali Valentino
www.facebook.com/story.php?story_fbid=1982467972
03226&id=100010537206408
Saat berjualan sukun itu, ada protes "kecil" dari Icah. "Kenapa kita tidak minta bantuan saja pada Presiden Om Karno dan Wakil Presiden Om Hatta serta Om Hengky (Sri Sultan Hamangku Buwono IX)," tanya Icah.
"Ayahmu sering mengatakan kepada ibu agar kita jangan bergantung pada orang lain, Icah. Kalau tidak penting sekali jangan pernah jangan pernah meminjam uang, jangan pernah berutang," kata Lily.
"Tapi apa ibu tidak malu? Ayah orang hebat, keluarga ayah dan ibu juga orang-orang hebat," kata Icah.
"Iya, sayang. Ibu mengerti, tapi dengarkan ya. Yang membuat kita boleh malu adalah kalau kita melakukan hal-hal yang salah seperti mengambil milik orang lain yang bukan hak kita, atau mengambil uang negara. Itu pencuri namanya. Orang-orang mungkin tidak tahu, tapi Allah tahu," kata Lily, memberi penjelasan pada anak sulungnya itu.
Itu adalah dialog Ibu Lily isteri Bapak Syafruddin Prawiranegara, mantan Presiden yang memimpin pemerintahan darurat RI selama 207 hari (saat Bung Karno dan Bung Hatta ditangkap Belanda), beliau juga Mantan Perdana menteri, mantan menteri keuangan, mantan menteri perdagangan dan mantan menteri pertanian di Era Bung Karno.
Segudang jabatan yang telah beliau emban, tetapi hingga akhit hayat keadaan beliau tetap miskin dan terlupakan bahkan dilupakan. Dialah sang penyelamat Republik ini Yang Terhormat Bapak Syafruddin Prawiranegara.
Al-Faatihah...
Oleh : fb Ali Valentino
www.facebook.com/story.php?story_fbid=1982467972
03226&id=100010537206408
Allah Sedang Apa
Pernah terjadi seseorang mengajukan suatu pertanyaan yang menyulitkan kepada Sayyid Muhammad bin Alawy bin Abbas al-Maliki, ulama kesohor Mekkah. Sebuah pertanyaan aneh, bukan bermaksud dan bertujuan untuk mengolok, menyudutkan, ataupun menghina. Sayyid Muhammad al-Maliki tahu orang ini tidak suka shalawatan, Maulidan, maupun pengajian. Pertanyaannya adalah, "Allah sekarang sedang ngapain?"
Maka dijawab oleh Sayyid Muhammad dengan penuh keilmuan dan penuh hikmah. "Tahu sekarang Allah lagi ngapain? Allah sekarang lagi bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Dalilnya adalah surat al-Ahzab ayat 56:
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﻣَﻠَﺎﺋِﻜَﺘَﻪُ ﻳُﺼَﻠُّﻮﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺻَﻠُّﻮﺍ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠِّﻤُﻮﺍ ﺗَﺴْﻠِﻴﻤﺎً
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya senantiasa bershalawat untuk Nabi (Saw.). Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
Yushalluna di sini masuk ke dalam fi'il mudhari' atau present tense di dalam bahasa Inggris, yang mengandung arti senantiasa (sedang dan seterusnya) bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Al-Imam al-Habib Thahir bin Husin al-Haddad bershalawat atas Nabi Muhammad Saw. setiap harinya 25.000 kali.
Oleh : fb Syaroni as-Samfuriy
www.facebook.com/story.php?story_fbid=1675247316
063034&id=100007333444605
Maka dijawab oleh Sayyid Muhammad dengan penuh keilmuan dan penuh hikmah. "Tahu sekarang Allah lagi ngapain? Allah sekarang lagi bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Dalilnya adalah surat al-Ahzab ayat 56:
ﺇِﻥَّ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻭَﻣَﻠَﺎﺋِﻜَﺘَﻪُ ﻳُﺼَﻠُّﻮﻥَ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟﻨَّﺒِﻲِّ ﻳَﺎ ﺃَﻳُّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺻَﻠُّﻮﺍ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠِّﻤُﻮﺍ ﺗَﺴْﻠِﻴﻤﺎً
“Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya senantiasa bershalawat untuk Nabi (Saw.). Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”
Yushalluna di sini masuk ke dalam fi'il mudhari' atau present tense di dalam bahasa Inggris, yang mengandung arti senantiasa (sedang dan seterusnya) bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw. Al-Imam al-Habib Thahir bin Husin al-Haddad bershalawat atas Nabi Muhammad Saw. setiap harinya 25.000 kali.
Oleh : fb Syaroni as-Samfuriy
www.facebook.com/story.php?story_fbid=1675247316
063034&id=100007333444605
Gus Dur dan Turob inat / Pasir
Suatu saat , seorang Sayyid pamitan kepada beliau untuk pergi umrah sekaligus Ziarah ke tanah kelahiran keluarganya di Hadromut Yaman . Dipamiti demikian Gus Dur berpesan :
" Bib ...Jangan lupa , saya di carikan oleh - oleh ya ? "
" Apa yang Gus Dur pinginkan ? " Tanya Sayyid itu . Gus Dur yang saat itu sudah menjadi Presiden RI itu menjawab :
" Turob Inat , Bib " .
Turob inat adalah pasir yang ada di sekeliling Makam Seorang Awliya' besar di kota Inat , yakni Syeikh Abibakar bin Salim . Pasir tersebut sangat manjur di jadikan media tabarruk dan konon mujarrab untuk mengobati banyak penyakit .
Namun sayangnya , Sayyid tersebut lupa pesan Gus Dur itu dan saat kembali ke tanah air beliau tidak membawa Turob Inat seperti yang di maksud . Begitu kesempatan sowan ke Gus Dur datang , Sayyid itu mengambil beberapa jumput pasir di depan rumahnya dan berkata dalam hati :
" Gus Dur kan buta . Mana dia tahu bedanya mana Pasir depan rumah sama Turob Inat . "
Begitu ada di hadapan beliau berkata Sayyid itu :
" Ini Gus , oleh - oleh Turob Inat seperti pesen Njenengan ... "
Tapi sambil mrengut Gus Dur menyahut : " Lhah , Pasir depan rumah koq di bilang Turob Inat ! "
Sayyid itu langsung melongoo ....
Oleh : fb Madad Salim
www.facebook.com/story.php?story_fbid=818197668218429&substory_index=0&id=100000846113244
" Bib ...Jangan lupa , saya di carikan oleh - oleh ya ? "
" Apa yang Gus Dur pinginkan ? " Tanya Sayyid itu . Gus Dur yang saat itu sudah menjadi Presiden RI itu menjawab :
" Turob Inat , Bib " .
Turob inat adalah pasir yang ada di sekeliling Makam Seorang Awliya' besar di kota Inat , yakni Syeikh Abibakar bin Salim . Pasir tersebut sangat manjur di jadikan media tabarruk dan konon mujarrab untuk mengobati banyak penyakit .
Namun sayangnya , Sayyid tersebut lupa pesan Gus Dur itu dan saat kembali ke tanah air beliau tidak membawa Turob Inat seperti yang di maksud . Begitu kesempatan sowan ke Gus Dur datang , Sayyid itu mengambil beberapa jumput pasir di depan rumahnya dan berkata dalam hati :
" Gus Dur kan buta . Mana dia tahu bedanya mana Pasir depan rumah sama Turob Inat . "
Begitu ada di hadapan beliau berkata Sayyid itu :
" Ini Gus , oleh - oleh Turob Inat seperti pesen Njenengan ... "
Tapi sambil mrengut Gus Dur menyahut : " Lhah , Pasir depan rumah koq di bilang Turob Inat ! "
Sayyid itu langsung melongoo ....
Oleh : fb Madad Salim
www.facebook.com/story.php?story_fbid=818197668218429&substory_index=0&id=100000846113244
Sandal Imam Hanbali dan Jin
Suatu hari Al Imam Ahmad bin Hanbal -rahimahullah- sedang berada di masjid. Kemudian datanglah khalifah Al Abbas Al Mutawakkil kepada beliau memberitahukan bahwa ada kerabatnya yang bernama Jariyah, kerasukan jin.
Khalifah Al Mutawakkil meminta Al Imam Ahmad -rahimahullah- untuk berdoa kepada Allah agar kerabatnya diberi kesembuhan.
Setelah berdoa, Al Imam Ahmad menitipkan sandalnya lalu beliau berkata:
“Bawalah sandal ini ke kediaman Amirul Mu’minin dan duduklah di sebelah kepala Jariyah dan katakan kepadanya (kepada jin) bahwa Ahmad bin Hanbal berkata kepadamu:
“Keluarlah dari tubuh Jariyah ini atau aku akan memukulmu dengan sandal ini sampai 70 kali!”
kemudian dia pulang dan berkata kepada jin sebagaimana yg di katakan oleh imam ahmad,
Kemudian jin tersebut berkata melalui lisan Jariyah:
“Aku mendengar dan taat. Kalaupun seandainya Ahmad bin Hanbal menyuruhku pergi dari Iraq, aku pasti akan menuruti perintahnya. Sesungguhnya dia itu orang yang taat kepada Allah. Barangsiapa yang taat kepada Allah, siapapun akan menurut kepadanya.”
Kemudian keluarlah jin tersebut dari tubuh Jariyah.
waLlahu a’lam.
Sumber : Kitab tobaqotul hanabilah (1/233), kitab akamul marjan (135-136) dan kitab luqotul marjan (108-109).
Oleh : fb Fahmi Ali N H
https://fahmialinh.wordpress.com/2015/04/18/kisah-sandalnya-imam-ahmad-bin-hambal/
Khalifah Al Mutawakkil meminta Al Imam Ahmad -rahimahullah- untuk berdoa kepada Allah agar kerabatnya diberi kesembuhan.
Setelah berdoa, Al Imam Ahmad menitipkan sandalnya lalu beliau berkata:
“Bawalah sandal ini ke kediaman Amirul Mu’minin dan duduklah di sebelah kepala Jariyah dan katakan kepadanya (kepada jin) bahwa Ahmad bin Hanbal berkata kepadamu:
“Keluarlah dari tubuh Jariyah ini atau aku akan memukulmu dengan sandal ini sampai 70 kali!”
kemudian dia pulang dan berkata kepada jin sebagaimana yg di katakan oleh imam ahmad,
Kemudian jin tersebut berkata melalui lisan Jariyah:
“Aku mendengar dan taat. Kalaupun seandainya Ahmad bin Hanbal menyuruhku pergi dari Iraq, aku pasti akan menuruti perintahnya. Sesungguhnya dia itu orang yang taat kepada Allah. Barangsiapa yang taat kepada Allah, siapapun akan menurut kepadanya.”
Kemudian keluarlah jin tersebut dari tubuh Jariyah.
waLlahu a’lam.
Sumber : Kitab tobaqotul hanabilah (1/233), kitab akamul marjan (135-136) dan kitab luqotul marjan (108-109).
Oleh : fb Fahmi Ali N H
https://fahmialinh.wordpress.com/2015/04/18/kisah-sandalnya-imam-ahmad-bin-hambal/
Bung Karno dan Makam Nabi
Alasan mengapa makam Bung Karno sampai saat ini didatangi banyak orang? Adalah penghormatan beliau yang tinggi kepada Nabi Muhammad Saw. Dulu, ketika Presiden pertama Negara Republik Indonesia itu mengunjungi Arab Saudi, ia berjalan di Kota Madinah bersama Raja Saudi. Waktu itu Bung Karno bertanya: "Di mana makamnya Rasulullah Saw. wahai Raja?"
Raja Saudi menjawabnya: "Oh itu makam Rasulullah Saw. sudah terlihat dari sini."
Maka saat itu juga Presiden Ir. Soekarno melepaskan atribut-atribut pangkat kenegaraanya. Raja Saudi pun menjadi heran, lalu bertanya: "Kenapa Anda melepaskan itu semua?"
"Yang ada di sana itu Rasulullah Saw., pangkatnya jauh lebih tinggi dari kita, aku dan dirimu," jawab Bung Karno.
Lantas Bung Karno berjalan merangkak sampai ke makamnya Baginda Nabi Agung Muhammad Saw.
Cerita ini disampaikan oleh Sayyid Husein Muthahar yang banyak menciptaan lagu-lagu perjuangan seperti 'Hari Kemerdekaan' 17 Agustus tahun 45, Hymne Pramuka, Syukur, dll. Beliaulah yang saat itu ikut bersama Bung Karno.
Oleh : fp Kumpulan Foto Ulama dan Habaib
www.facebook.com/KumpulanFotoUlamaDanHabaib/photos/a.356613851095960.85503.347695735321105/862573787166628/?type=3&ref=bookmarks
Raja Saudi menjawabnya: "Oh itu makam Rasulullah Saw. sudah terlihat dari sini."
Maka saat itu juga Presiden Ir. Soekarno melepaskan atribut-atribut pangkat kenegaraanya. Raja Saudi pun menjadi heran, lalu bertanya: "Kenapa Anda melepaskan itu semua?"
"Yang ada di sana itu Rasulullah Saw., pangkatnya jauh lebih tinggi dari kita, aku dan dirimu," jawab Bung Karno.
Lantas Bung Karno berjalan merangkak sampai ke makamnya Baginda Nabi Agung Muhammad Saw.
Cerita ini disampaikan oleh Sayyid Husein Muthahar yang banyak menciptaan lagu-lagu perjuangan seperti 'Hari Kemerdekaan' 17 Agustus tahun 45, Hymne Pramuka, Syukur, dll. Beliaulah yang saat itu ikut bersama Bung Karno.
Oleh : fp Kumpulan Foto Ulama dan Habaib
www.facebook.com/KumpulanFotoUlamaDanHabaib/photos/a.356613851095960.85503.347695735321105/862573787166628/?type=3&ref=bookmarks
Akhlak dan Jenazah Utuh
Dr. Abdul Qadir As-Sindi adalah seorang Wahabi yang pernah menulis sebuah artikel berisi hinaan, kecaman dan fitnah keji terhadap Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki di majalah Al-Jami’ah Al-Madinah Al-Munawwarah. Ketika artikel tersebut menyebar ke penjuru Madinah bahkan seluruh Arab Saudi, dan banyak kalangan yang merasa geram kepadanya, Sayyid Maliki malah mengajak beberapa muridnya untuk pergi ke Madinah menuju rumah Dr. As-Sindi dan memberikan sejumlah uang kepadanya.
.
Tanpa mengenalkan dirinya, Sayyid Maliki lantas pergi hingga Dr. As-Sindi mengetahui sendiri bahwa yang telah memberinya uang adalah Sayyid Maliki, orang yang beberapa waktu silam ia hina habis-habisan di artikelnya.
.
Dr. As-Sindi lalu mengejar Sayyid Maliki, merangkulnya, menciuminya dan berkata, “Tuan tentu Sayyid Muhammad Al-Maliki, kini saya yakin sepenuh hati bahwa Tuan adalah keturunan Rasulullah SAW, sebab tidak ada yang membalas cacian dan hinaan dengan hadiah, kecuali ia adalah keturunan Rasulullah SAW. Saya tidak meragukan lagi keagungan pribadi Anda wahai Sayyidi.”
.
Dr. As-Sindi menangis sejadinya menyesali perbuatannya seraya memohon maaf kepada Sayyid Maliki. Sambil tersenyum beliau memafkannya sehingga membuat kisah penuh kemuliaan akhlak ini semakin sempurna. Begitulah seharusnya akhlak seorang keturunan Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam.
.
Mustafa Husain Al-Jufri, Al-Injaaz Fii Karaamati Fakhril Hijaaz
JASAD PROF. DR. SAYYID MUHAMMAD BIN ALWI AL-MALIKI AL-HASANI MASIH UTUH
.
Al-‘Allamah As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki wafat pada hari Jum’at tanggal 15 Ramadhan 1425 H/ 29 Oktober 2004 M. Jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki dimakamkan di pemakaman Ma’la di Kota Suci Mekkah.
.
Sudah menjadi peraturan di Kerajaan Arab Saudi, kalau ada makam yang sudah berusia 1 tahun, maka makam tersebut akan dibongkar dipindahkan untuk ditempati makam orang lain. Demikian juga di area pemakaman Ma’la di Kota Suci Mekkah, makam yang sudah berusia 1 tahun harus dibongkar dan dipindahkan untuk ditempati jenazah yang lain.
.
Di antara jenazah-jenazah yang akan dibongkar karena sudah berusia 1 tahun di pemakaman Ma’la, terdapat jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki. Namun, pada saat makam Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki akan dibongkar dan digantikan jenazah lain. Betapa kaget dan herannya para petugas penggali makam, ternyata jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki masih utuh dan mengeluarkan bau yang sangat harum. Dengan adanya kejadian tersebut, akhirnya jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki pun tidak jadi dipindahkan.
.
Kemudian, setelah jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki berusia 2 tahun, pemerintah Kota Suci Mekkah kembali memerintahkan para petugas makam di pemakaman Ma’la untuk memindahkan jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki. Lagi-lagi, kejadian 1 tahun sebelumnya terulang kembali, jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki masih utuh dan mengeluarkan bau yang sangat harum. Bahkan, kuku dan rambutnya terlihat bertambah panjang setelah para petugas makam berniat memperbaiki posisi jenazahnya. Para petugas makam pun mengurungkan niatnya untuk memindahkan jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki dari makamnya.
.
Setelah sekian lama tidak ada perintah dari pemerintah Kota Suci Mekkah untuk memindahkan jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki.
Pada tahun 2009, yaitu saat jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki berusia 5 tahun, pemerintah Kota Suci Mekkah kembali memerintahkan para petugas makam di pemakaman Ma’la untuk memindahkan jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki. Betapa kaget dan kagum para petugas penggali makam yang akan memindahkan jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki, ternyata jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki masih tetap utuh dan mengeluarkan bau yang sangat harum melebihi harumnya kayu gahru.
Dari kejadian-kejadian tersebut, banyak para pengikut Wahabi yang menyaksikan keistimewaan yang diberikan Allah SWT kepada jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki itu. Sehingga, banyak di antara pengikut Wahabi yang bertaubat dan beralih mengikuti paham Ahlussunnah wal Jama’ah.
.
Mudah-mudahan, kita sebagai pengikut paham Ahlussunnah wal Jama’ah menjadi semakin yakin dan percaya bahwa Allah SWT akan melindungi wali-wali-Nya sejak masih hidup sampai sudah menjadi jenazah. Dan kaum Ahlussunnah wal Jama’ah meyakini adanya Waliyullah dan percaya bahwa Allah SWT memiliki hamba-hamba pilihan di dunia ini. Kaum Ahlussunnah wal Jama’ah percaya adanya karomah dan percaya bahwa pahala doa, tawassul, dzikir dan bacaan Al-Qur’an orang yang masih hidup bisa sampai kepada orang yang sudah meninggal dunia.
Wallahu A’lam
Oleh : fb Umi Ida Alexandria
www.facebook.com/story.php?story_fbid=1248551218494913&id=100000201409337
.
Tanpa mengenalkan dirinya, Sayyid Maliki lantas pergi hingga Dr. As-Sindi mengetahui sendiri bahwa yang telah memberinya uang adalah Sayyid Maliki, orang yang beberapa waktu silam ia hina habis-habisan di artikelnya.
.
Dr. As-Sindi lalu mengejar Sayyid Maliki, merangkulnya, menciuminya dan berkata, “Tuan tentu Sayyid Muhammad Al-Maliki, kini saya yakin sepenuh hati bahwa Tuan adalah keturunan Rasulullah SAW, sebab tidak ada yang membalas cacian dan hinaan dengan hadiah, kecuali ia adalah keturunan Rasulullah SAW. Saya tidak meragukan lagi keagungan pribadi Anda wahai Sayyidi.”
.
Dr. As-Sindi menangis sejadinya menyesali perbuatannya seraya memohon maaf kepada Sayyid Maliki. Sambil tersenyum beliau memafkannya sehingga membuat kisah penuh kemuliaan akhlak ini semakin sempurna. Begitulah seharusnya akhlak seorang keturunan Rasulullah Shollallahu ‘Alaihi Wasallam.
.
Mustafa Husain Al-Jufri, Al-Injaaz Fii Karaamati Fakhril Hijaaz
JASAD PROF. DR. SAYYID MUHAMMAD BIN ALWI AL-MALIKI AL-HASANI MASIH UTUH
.
Al-‘Allamah As-Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki wafat pada hari Jum’at tanggal 15 Ramadhan 1425 H/ 29 Oktober 2004 M. Jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki dimakamkan di pemakaman Ma’la di Kota Suci Mekkah.
.
Sudah menjadi peraturan di Kerajaan Arab Saudi, kalau ada makam yang sudah berusia 1 tahun, maka makam tersebut akan dibongkar dipindahkan untuk ditempati makam orang lain. Demikian juga di area pemakaman Ma’la di Kota Suci Mekkah, makam yang sudah berusia 1 tahun harus dibongkar dan dipindahkan untuk ditempati jenazah yang lain.
.
Di antara jenazah-jenazah yang akan dibongkar karena sudah berusia 1 tahun di pemakaman Ma’la, terdapat jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki. Namun, pada saat makam Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki akan dibongkar dan digantikan jenazah lain. Betapa kaget dan herannya para petugas penggali makam, ternyata jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki masih utuh dan mengeluarkan bau yang sangat harum. Dengan adanya kejadian tersebut, akhirnya jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki pun tidak jadi dipindahkan.
.
Kemudian, setelah jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki berusia 2 tahun, pemerintah Kota Suci Mekkah kembali memerintahkan para petugas makam di pemakaman Ma’la untuk memindahkan jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki. Lagi-lagi, kejadian 1 tahun sebelumnya terulang kembali, jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki masih utuh dan mengeluarkan bau yang sangat harum. Bahkan, kuku dan rambutnya terlihat bertambah panjang setelah para petugas makam berniat memperbaiki posisi jenazahnya. Para petugas makam pun mengurungkan niatnya untuk memindahkan jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki dari makamnya.
.
Setelah sekian lama tidak ada perintah dari pemerintah Kota Suci Mekkah untuk memindahkan jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki.
Pada tahun 2009, yaitu saat jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki berusia 5 tahun, pemerintah Kota Suci Mekkah kembali memerintahkan para petugas makam di pemakaman Ma’la untuk memindahkan jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki. Betapa kaget dan kagum para petugas penggali makam yang akan memindahkan jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki, ternyata jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki masih tetap utuh dan mengeluarkan bau yang sangat harum melebihi harumnya kayu gahru.
Dari kejadian-kejadian tersebut, banyak para pengikut Wahabi yang menyaksikan keistimewaan yang diberikan Allah SWT kepada jenazah Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani Al-Maliki itu. Sehingga, banyak di antara pengikut Wahabi yang bertaubat dan beralih mengikuti paham Ahlussunnah wal Jama’ah.
.
Mudah-mudahan, kita sebagai pengikut paham Ahlussunnah wal Jama’ah menjadi semakin yakin dan percaya bahwa Allah SWT akan melindungi wali-wali-Nya sejak masih hidup sampai sudah menjadi jenazah. Dan kaum Ahlussunnah wal Jama’ah meyakini adanya Waliyullah dan percaya bahwa Allah SWT memiliki hamba-hamba pilihan di dunia ini. Kaum Ahlussunnah wal Jama’ah percaya adanya karomah dan percaya bahwa pahala doa, tawassul, dzikir dan bacaan Al-Qur’an orang yang masih hidup bisa sampai kepada orang yang sudah meninggal dunia.
Wallahu A’lam
Oleh : fb Umi Ida Alexandria
www.facebook.com/story.php?story_fbid=1248551218494913&id=100000201409337
Derajad Tuan Guru Sekumpul
Pernah suatu waktu Habib Anis bin Alwi al-Habsyi Solo berkunjung ke tempat al-Quthb al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf di Jeddah.
Al-Habib Abdul Qadir Assegaf berkata: "Setiap wali di seluruh dunia berada di bawah telapak kakiku (di dalam kerajaanku, sebagaimana pernah juga diucapkan Syaikh Abdul Qadir al-Jailani)."
Kemudian Habib Anis bertanya: "Kalau Guru Sekumpul (TGKH. Zaini Abdul Ghani)?"
"Tidak ada dalam kerajaanku," jawab al-Habib Abdul Qadir.
Lalu Habib Anis berkata: "Saya pernah berkunjung ke tempat Guru Sekumpul. Di sana dihadiri banyak jamaah dan membacakan kitab-kitab yang banyak dibaca para habaib juga."
Dua kali Habib Anis menanyakan sosok Guru Sekumpul, tapi tetap dijawab "Tidak ada" oleh al-Habib Abdul Qadir.
Dan untuk ketiga kalinya Habib Anis menanyakan hal yang sama kepada al-Habib Abdul Qadir. Sejenak kemudian al-Habib Abdul Qadir terdiam, lalu berkata: "Ada, tapi beliau mempunyai kerajaan tersendiri dan lengkap dengan bawahan semuanya. Dan langsung Rasulullah Saw. yang memberikan kerajaan tersebut."
Suatu ketika ada seseorang yang bertanya kepada Guru Sekumpul tentang sosok al-Habib Abdul Qadir bin Ahmad Assegaf Jeddah. Dan Tuan Guru Ijai (Guru Sekumpul) menjawab: "Al-Habib Abdul Qadir itu wali Quthbnya dunia."
Oleh : fp Islamuna
www.facebook.com/story.php?story_fbid=1725068714390848&id=1433990446832011
Sayyid Muhammad dan Habib Luthfi Pekalongan
Disuatu ketika didalam rihlahnya Abuya Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki ke Singapura, ada seseorang yang bertemu dengan abuya, setelah lama duduk bersimpuh dihadapan Abuya dan berbincang-bincang lama dengan beliau, sesaat kemudian orang tersebut berpamitan dengan beliau untuk berangkat ke Indonesia untuk menemui salah satu habib yang terkenal di Indonesia yakni Habib Muhammad Lutfi bin Ali bin Yahya Pekalongan Jawa Tengah.
Kemudian Abuya bertanya kepada sesorang tersebut.” Kenapa kamu ingin menemui Habib Muhammad Lutfi bin Ali bin Yahya?”
lalu ia menjawab : “ beliau (Habib Lutfi bin Yahya ) adalah salah satu Wali min auliya’ yang terkenal, saya ingin barokah dari beliau.”
Sejenak kemudian Abuya berkata kepadanya: “ kenapa kamu repot-repot datang ke Indonesia? Sebentar lagi yang kamu maksudkan itu akan datang kesini untuk menemui saya.”
Tidak lama kemudian, benar juga apa yang dikatakan Abuya ,bahwa tiba-tiba Habib Lutfi bin Yahya muncul dihadapannya ketika orang tersebut hendak pergi.
Kemudian Habib Lutfi berkata kepada orang tersebut : “selama masih ada Abuya Sayyid Muhammad ini, kamu gak perlu repot-repot mendatangi saya, beliau adalah al-‘allaamah Waliyulloh,dan seorang Qutub dimasanya.
Melihat karomah kewalian Abuya dan Habib Lutfi, orang tersebut tercengang, dan hanya tertunduk diam.
( sumber : al-Injaz fii karoomati fakhril hijaz )
Alfatihah Ila Abuya Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki semoga Alloh meratakan rohmatNya kepadanya, meninggikan derajatnya,menempatkan beliau bersama baginda Rosululloh shollallohu alaihi wa aalihi wasallam,dan bersama para syuhada',sholihin, dan semoga kita mendapat keberkahannya,rahasia-rahasianya,serta cahaya-cahaya ilmunya,didalam agama,dunia dan akhirat, wailaa Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya ,Mudah-mudahan Allah menjaga beliau-beliau ,memajangkan usianya, senantiasa kesehatan, keberkahan selalu menyertainya, dan semoga senantiasa Allah Meridloi setiap langkah da'wahnya,
Bisirril faatihah...
Oleh : fp Islamuna
www.facebook.com/islamunasearch/photos/
a.1441186266112429.1073741828.1433990446832011/1724380261126360/?type=3
Kemudian Abuya bertanya kepada sesorang tersebut.” Kenapa kamu ingin menemui Habib Muhammad Lutfi bin Ali bin Yahya?”
lalu ia menjawab : “ beliau (Habib Lutfi bin Yahya ) adalah salah satu Wali min auliya’ yang terkenal, saya ingin barokah dari beliau.”
Sejenak kemudian Abuya berkata kepadanya: “ kenapa kamu repot-repot datang ke Indonesia? Sebentar lagi yang kamu maksudkan itu akan datang kesini untuk menemui saya.”
Tidak lama kemudian, benar juga apa yang dikatakan Abuya ,bahwa tiba-tiba Habib Lutfi bin Yahya muncul dihadapannya ketika orang tersebut hendak pergi.
Kemudian Habib Lutfi berkata kepada orang tersebut : “selama masih ada Abuya Sayyid Muhammad ini, kamu gak perlu repot-repot mendatangi saya, beliau adalah al-‘allaamah Waliyulloh,dan seorang Qutub dimasanya.
Melihat karomah kewalian Abuya dan Habib Lutfi, orang tersebut tercengang, dan hanya tertunduk diam.
( sumber : al-Injaz fii karoomati fakhril hijaz )
Alfatihah Ila Abuya Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki semoga Alloh meratakan rohmatNya kepadanya, meninggikan derajatnya,menempatkan beliau bersama baginda Rosululloh shollallohu alaihi wa aalihi wasallam,dan bersama para syuhada',sholihin, dan semoga kita mendapat keberkahannya,rahasia-rahasianya,serta cahaya-cahaya ilmunya,didalam agama,dunia dan akhirat, wailaa Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya ,Mudah-mudahan Allah menjaga beliau-beliau ,memajangkan usianya, senantiasa kesehatan, keberkahan selalu menyertainya, dan semoga senantiasa Allah Meridloi setiap langkah da'wahnya,
Bisirril faatihah...
Oleh : fp Islamuna
www.facebook.com/islamunasearch/photos/
a.1441186266112429.1073741828.1433990446832011/1724380261126360/?type=3
Santri Pencuri Ayam Yai Maksum
Di Pondok Pesantren terkadang sudah dimaklumi , ada santri yang mbeling, tapi masih dalam kewajaran. Seperti halnya Gus Dur, yang mencuri dan menjaring ikan di kolam Milik Mbah Chudhori, ..tapi Sang Kiai Ridho - ridho saja.
Tak ubahnya dengan Gus Dur ada juga dua orang santri mbeling yang kala itu masih nyantri pada Kiai Ali ma'shum , kata Gus Mus Kedua santri tersebut saat ini sudah menjadi kiai besar , bahkan salah satunya merupakan kiai yang cukup terkenal....
Sebelumnya : Kiai Ali ma'shum Krapyak membuat peraturan yang unik, dan peraturan tersebut diumumkan pada semua santrinya ,
"barang siapa yang mencuri , apa itu berupa kelapa, ayam ..dsb.. Milik kiai dihalalkan " kata Kiai Ma'shum , didepan para santri ,
Tentu saja, Gembira para santri menyambut peraturan ini , akan tetapi kegembiraan ini tak berlangsung lama, sebab kiai Ma'shum melanjutkan pengumumannya.
"asal gak ketahuan , "kata kiai Ali .. Dengan suara datar..
" bila ketahuan , maka yang mengambil / mencuri didenda Rp 10 .000, dan kpd yang melaporkan adanya pencurian akan mendapatkan hadiah 5000,"
-------------------------
Syahdan , Pada suatu malam , kedua santri mbeling itu, bersekongkol liwetan, karena keduanya gak punya apa-apa, maka, segala kebutuhan pokok memasak mereka ambil dari milik kiai.
Mulai beras,kelapa sampai ayam mereka curi milik Kiai, Setelah masakan selesai dengan tenang salah satu diantaranya, memberanikan diri , menghadap ke kiai Ali , tak lain untuk mengundang kiai Ali ikut makan bersama , katanya si santri tersebut," ini tasyakuran yai "
Kiai Ali yang sangat akrab dengan santri- santrinya itu gak mau mengecewakan santri-santrinya dalam artian beliau bersedia ikut makan bersama satu Talam / tember [ piring besar ] bersama santrinya,
Di tengah- tengah jamuan makan, Kiai Ali bertanya,
"kalian ini banyak duitnya ya ? Kok , ada ayamnya segala, "tanyanya .
Salah seorang diantara mereka , karena takut kiainya lalu terus terang saja bahwa ayam itu milik kiai yang ditangkap ketika keluyuran dipondok, ..
Juga belakangan diketahui bahwa kesuluruhan bahan-bahan masakan tersebut ternyata diambil dari dapur kiai Ali, maka setelah makanpun kiai Ali ini mengingatkan santrinya itu pada peraturan yang telah diumumkannya,
"Terimakasih ya" kata Kiai Ali sehabis makan bersama.
"kalian harus menyerahkan denda sepuluh ribu untuk ayam, sepuluh ribu untuk kelapa ..dst .."lanjut kiai sambil beranjak pergi diiringi pandangan santrinya yang hanya terbengong - bengong....
Oleh : fb Hafid Yusik
www.facebook.com/story.php?story_fbid=1768282813
392896&id=100006335828312
Tak ubahnya dengan Gus Dur ada juga dua orang santri mbeling yang kala itu masih nyantri pada Kiai Ali ma'shum , kata Gus Mus Kedua santri tersebut saat ini sudah menjadi kiai besar , bahkan salah satunya merupakan kiai yang cukup terkenal....
Sebelumnya : Kiai Ali ma'shum Krapyak membuat peraturan yang unik, dan peraturan tersebut diumumkan pada semua santrinya ,
"barang siapa yang mencuri , apa itu berupa kelapa, ayam ..dsb.. Milik kiai dihalalkan " kata Kiai Ma'shum , didepan para santri ,
Tentu saja, Gembira para santri menyambut peraturan ini , akan tetapi kegembiraan ini tak berlangsung lama, sebab kiai Ma'shum melanjutkan pengumumannya.
"asal gak ketahuan , "kata kiai Ali .. Dengan suara datar..
" bila ketahuan , maka yang mengambil / mencuri didenda Rp 10 .000, dan kpd yang melaporkan adanya pencurian akan mendapatkan hadiah 5000,"
-------------------------
Syahdan , Pada suatu malam , kedua santri mbeling itu, bersekongkol liwetan, karena keduanya gak punya apa-apa, maka, segala kebutuhan pokok memasak mereka ambil dari milik kiai.
Mulai beras,kelapa sampai ayam mereka curi milik Kiai, Setelah masakan selesai dengan tenang salah satu diantaranya, memberanikan diri , menghadap ke kiai Ali , tak lain untuk mengundang kiai Ali ikut makan bersama , katanya si santri tersebut," ini tasyakuran yai "
Kiai Ali yang sangat akrab dengan santri- santrinya itu gak mau mengecewakan santri-santrinya dalam artian beliau bersedia ikut makan bersama satu Talam / tember [ piring besar ] bersama santrinya,
Di tengah- tengah jamuan makan, Kiai Ali bertanya,
"kalian ini banyak duitnya ya ? Kok , ada ayamnya segala, "tanyanya .
Salah seorang diantara mereka , karena takut kiainya lalu terus terang saja bahwa ayam itu milik kiai yang ditangkap ketika keluyuran dipondok, ..
Juga belakangan diketahui bahwa kesuluruhan bahan-bahan masakan tersebut ternyata diambil dari dapur kiai Ali, maka setelah makanpun kiai Ali ini mengingatkan santrinya itu pada peraturan yang telah diumumkannya,
"Terimakasih ya" kata Kiai Ali sehabis makan bersama.
"kalian harus menyerahkan denda sepuluh ribu untuk ayam, sepuluh ribu untuk kelapa ..dst .."lanjut kiai sambil beranjak pergi diiringi pandangan santrinya yang hanya terbengong - bengong....
Oleh : fb Hafid Yusik
www.facebook.com/story.php?story_fbid=1768282813
392896&id=100006335828312
Imam Maliki dan Penghina Pelacur
Tidak ada fatwa di kota Madinah jika disana masih hidup Imam Malik .
__Sebuah idiom yg masyhur yg menggambarkan keagungan salah satu Imam Mazhab ini. Sebenarnya hal itu dilatarbelakangi sebuah kejadian langka :
Ada seorang pelacur cantik di kota Madinah. Kemasyhuran serta godaannya telah membawa fitnah para lelaki dan menggusarkan istri-istri mereka . Tiba-tiba pelacur itu mati . Dan yang menjadi mas'alah para wanita penduduk madinah tidak ada yg sudi untuk memandikannya .
Keluarga pelacur yg terpaksa mencari kesana kemari wanita-wanita yg bersedia memandikannya, ahirnya ketemu seorang wanita yg bersedia tetapi dia meminta upah yg sangat tinggi.
Sesudah di sepakati harganya, mulailah wanita itu memandikan . Begitu tangannya mengosok dan membersihkan kotor-kotoran di kelamin pelacur itu , dia berkata :
" Duhai , kemaluan yg telah sekian lama berbuat dosa. Sudah berapa kali , seumur hidupmu , engkau melakukannya wahai kemaluan? "
Tiba-tiba tangan wanita itu menempel erat tak dapat di pisahkan dari kemaluan pelacur . Keadaan yg membuat Madinah menjadi gempar !.
Karena apa yg mesti dilakukan terhadap wanita tersebut ?. Orang-orang berbeda pendapat :
1. Tangannya di potong dan di ikutkan dalam jenasah pelacur.
2. Kemaluan wanita itu di potong dan dibiarkan menempel di tangan si wanita.
3. Kedua-duanya sama-sama di kuburkan.
Tiga pilihan yg tidak mungkin dilakukan.
Tetapi Imam Malik saat dimintai fatwanya atas kejadian tersebut beliau berkata :
" Tanyakan dahulu kepada wanita itu , apa yg dilakukannya sesaat sebelum tangannya menempel ?"
Wanita tersebut akhirnya bercerita tentang ucapannya disaat memegang kemaluan Pelacur tsb. Mendengar pengakuan itu Imam Malik berfatwa :
" Jilidlah wanita itu 80 kali , karena dia telah melontarkan tuduhan berzina tanpa mendatangkan saksi . Nanti sesudah ia jalani jilid nya maka tangannya akan terlepas kembali . "
Dan benar apa yg di katakan beliau . Sesudah wanita tersebut di cambuk 80 kali , terlepaslah tangannya dari lengketan kelamin pelacur itu sehingga dapat kemudian dikuburkan jenazahnya.
Penduduk madinahpun berkomentar : " Tidak ada Fatwa [ dari orang lain ] di Madinah jika ada Imam Malik "
___ Sesungguhnya ada hikmah besar dari kisah unik ini. Yaitu kehormatan seorang mukmin meskipun sebejat apapun dia tetap akan di jaga dan di bela oleh Allah Azza Wajalla. Apalagi jika kehormatan orang-orang shalih diantara mereka.
Hati-hatilah membicarakan para Shalihin dan para Kekasih Allah . Karena pembelaan Allah dan kecemburuan-Nya jauh teramat besar.
Oleh : fp Piss-Ktb
www.facebook.com/PISS.KTB/photos/
a.213199458733475.61733.210326412354113/775290175857731/?type=1&refid=17&_ft_&__tn__=%2As
Fp Islamuna
www.facebook.com/story.php?story_fbid=1725375824360137&substory_index=0&id=1433990446832011
__Sebuah idiom yg masyhur yg menggambarkan keagungan salah satu Imam Mazhab ini. Sebenarnya hal itu dilatarbelakangi sebuah kejadian langka :
Ada seorang pelacur cantik di kota Madinah. Kemasyhuran serta godaannya telah membawa fitnah para lelaki dan menggusarkan istri-istri mereka . Tiba-tiba pelacur itu mati . Dan yang menjadi mas'alah para wanita penduduk madinah tidak ada yg sudi untuk memandikannya .
Keluarga pelacur yg terpaksa mencari kesana kemari wanita-wanita yg bersedia memandikannya, ahirnya ketemu seorang wanita yg bersedia tetapi dia meminta upah yg sangat tinggi.
Sesudah di sepakati harganya, mulailah wanita itu memandikan . Begitu tangannya mengosok dan membersihkan kotor-kotoran di kelamin pelacur itu , dia berkata :
" Duhai , kemaluan yg telah sekian lama berbuat dosa. Sudah berapa kali , seumur hidupmu , engkau melakukannya wahai kemaluan? "
Tiba-tiba tangan wanita itu menempel erat tak dapat di pisahkan dari kemaluan pelacur . Keadaan yg membuat Madinah menjadi gempar !.
Karena apa yg mesti dilakukan terhadap wanita tersebut ?. Orang-orang berbeda pendapat :
1. Tangannya di potong dan di ikutkan dalam jenasah pelacur.
2. Kemaluan wanita itu di potong dan dibiarkan menempel di tangan si wanita.
3. Kedua-duanya sama-sama di kuburkan.
Tiga pilihan yg tidak mungkin dilakukan.
Tetapi Imam Malik saat dimintai fatwanya atas kejadian tersebut beliau berkata :
" Tanyakan dahulu kepada wanita itu , apa yg dilakukannya sesaat sebelum tangannya menempel ?"
Wanita tersebut akhirnya bercerita tentang ucapannya disaat memegang kemaluan Pelacur tsb. Mendengar pengakuan itu Imam Malik berfatwa :
" Jilidlah wanita itu 80 kali , karena dia telah melontarkan tuduhan berzina tanpa mendatangkan saksi . Nanti sesudah ia jalani jilid nya maka tangannya akan terlepas kembali . "
Dan benar apa yg di katakan beliau . Sesudah wanita tersebut di cambuk 80 kali , terlepaslah tangannya dari lengketan kelamin pelacur itu sehingga dapat kemudian dikuburkan jenazahnya.
Penduduk madinahpun berkomentar : " Tidak ada Fatwa [ dari orang lain ] di Madinah jika ada Imam Malik "
___ Sesungguhnya ada hikmah besar dari kisah unik ini. Yaitu kehormatan seorang mukmin meskipun sebejat apapun dia tetap akan di jaga dan di bela oleh Allah Azza Wajalla. Apalagi jika kehormatan orang-orang shalih diantara mereka.
Hati-hatilah membicarakan para Shalihin dan para Kekasih Allah . Karena pembelaan Allah dan kecemburuan-Nya jauh teramat besar.
Oleh : fp Piss-Ktb
www.facebook.com/PISS.KTB/photos/
a.213199458733475.61733.210326412354113/775290175857731/?type=1&refid=17&_ft_&__tn__=%2As
Fp Islamuna
www.facebook.com/story.php?story_fbid=1725375824360137&substory_index=0&id=1433990446832011
Abah Guru Sekumpul dan Wali Mastur
Ada Seorang Sayyid yg setiap Hari duduk-duduk Di Tempat Perjudian. Sampai suatu Saat ajal datang menjemputnya, orang-orang kampung tidak ada yang tahu siapa dia sebenarnya.
Di saat wafatnya, hanya Istri dan anaknya yang menghadapi jenazahnya, tidak ada satu tetangga pun datang. Tidak ada satu pun tetangga yang mau memandikan, mengkafani, mensholatkan jenazahnya.
Sang Istri menangis melihat keadaan suaminya, dia-pun berdo'a
"Yaa Allah.. Bagaimana Dengan Jenazah Suamiku, Apakah Aku Buang Ke sungai Mahakam ini atau Aku Biarkan Sampai Membusuk.. Engkau Yang Maha Luas Rahmat-Mu, Berilah Petunjuk..."
Tiba-tiba Masuk Seorang Tampan Tinggi Rupawan mengucapkan salam.
"Assalamu'alaikum Yaa Syarifah..."
Tampak Puluhan Orang Berjubah Dan Bersorban Mengiringi Dibelakangnya.
"Wa'alaikum salam Warohmatullah.."
Saat Melihat Sang Guru, Si Syarifah Tersentak Kaget Bukan Main, Yang Datang Adalah Al Imam Al Quthubul Akwan As-Syeikh Muhammad Zaini Bin Abdul Ghani Sekumpul.
Syarifah Bertanya, "Kapan Pian Kesini Guru.. Kal-Tim dan Kal-Sel sangatlah jauh, apalagi kami di daerah Hulu Mahakam Kembang Janggut ini."
Jawab Guru Sekumpul
"Allah Yang Memudahkan..."
Tiba-tiba dari luar banyak orang kampung datang, dan terperanjat seketika tahu yang datang Guru Sekumpul, maka mereka keheranan dan salah-satu dari mereka berkata, "Wahai Guru,ini adalah orang yang senang berjudi, tiap hari duduk-duduk di tempat perjudian..."
Guru Sekumpul tersenyum dan berkata, "Apakah kamu melihat beliau sendiri main judi, atau beliau cuma duduk-duduk saja disitu tanpa main judi?"
Sang penduduk terdiam, kata Abah Guru Sekumpul kemudian "beliau ini yang tiap hari kalian lihat di tempat perjudian adalah seorang Dzuriat Rasulullah SAW, beliau ini yang jadi Penyandang Bala di kampung sini, beliau ini yang setiap malam pada saat kalian tidur beliau bangun dan sholat tahajud mendo'a kan kalian, beliau juga yang rela setiap hari duduk di tempat perjudian berdzikir dan memohon ampun untuk para penjudi agar mereka sadar.., tapi kalian tidak tahu kalian cuma melihat dengan pandangan dzohir saja, beliau tidak terkenal dalam pandangan masyarakat bumi tapi sangat terkenal di langit"
Oleh : fp Islamuna
www.facebook.com/story.php?story_fbid=1722362087994844&substory_index=0&id=1433990446832011
Fb Farhan Mustofa
www.facebook.com/photo.php?fbid=6
68285056633119&id=100003548920666&set=a.107101329418164.5402.100003548920666&source=56&ref=bookmarks
(Habib Alawy al-Kaff)
Di saat wafatnya, hanya Istri dan anaknya yang menghadapi jenazahnya, tidak ada satu tetangga pun datang. Tidak ada satu pun tetangga yang mau memandikan, mengkafani, mensholatkan jenazahnya.
Sang Istri menangis melihat keadaan suaminya, dia-pun berdo'a
"Yaa Allah.. Bagaimana Dengan Jenazah Suamiku, Apakah Aku Buang Ke sungai Mahakam ini atau Aku Biarkan Sampai Membusuk.. Engkau Yang Maha Luas Rahmat-Mu, Berilah Petunjuk..."
Tiba-tiba Masuk Seorang Tampan Tinggi Rupawan mengucapkan salam.
"Assalamu'alaikum Yaa Syarifah..."
Tampak Puluhan Orang Berjubah Dan Bersorban Mengiringi Dibelakangnya.
"Wa'alaikum salam Warohmatullah.."
Saat Melihat Sang Guru, Si Syarifah Tersentak Kaget Bukan Main, Yang Datang Adalah Al Imam Al Quthubul Akwan As-Syeikh Muhammad Zaini Bin Abdul Ghani Sekumpul.
Syarifah Bertanya, "Kapan Pian Kesini Guru.. Kal-Tim dan Kal-Sel sangatlah jauh, apalagi kami di daerah Hulu Mahakam Kembang Janggut ini."
Jawab Guru Sekumpul
"Allah Yang Memudahkan..."
Tiba-tiba dari luar banyak orang kampung datang, dan terperanjat seketika tahu yang datang Guru Sekumpul, maka mereka keheranan dan salah-satu dari mereka berkata, "Wahai Guru,ini adalah orang yang senang berjudi, tiap hari duduk-duduk di tempat perjudian..."
Guru Sekumpul tersenyum dan berkata, "Apakah kamu melihat beliau sendiri main judi, atau beliau cuma duduk-duduk saja disitu tanpa main judi?"
Sang penduduk terdiam, kata Abah Guru Sekumpul kemudian "beliau ini yang tiap hari kalian lihat di tempat perjudian adalah seorang Dzuriat Rasulullah SAW, beliau ini yang jadi Penyandang Bala di kampung sini, beliau ini yang setiap malam pada saat kalian tidur beliau bangun dan sholat tahajud mendo'a kan kalian, beliau juga yang rela setiap hari duduk di tempat perjudian berdzikir dan memohon ampun untuk para penjudi agar mereka sadar.., tapi kalian tidak tahu kalian cuma melihat dengan pandangan dzohir saja, beliau tidak terkenal dalam pandangan masyarakat bumi tapi sangat terkenal di langit"
Oleh : fp Islamuna
www.facebook.com/story.php?story_fbid=1722362087994844&substory_index=0&id=1433990446832011
Fb Farhan Mustofa
www.facebook.com/photo.php?fbid=6
68285056633119&id=100003548920666&set=a.107101329418164.5402.100003548920666&source=56&ref=bookmarks
(Habib Alawy al-Kaff)
Syaikh Yasin dan Rokok Arab
Syaikh Yasin al-Padani adalah seorang ulama besar Makkah keturunan Padang Sumatera Barat, yang memiliki 100 judul karya tulis lebih. Beliau adalah sosok yang terkenal alim, namun sangat sederhana, tidak segan-segan keluar masuk pasar memikul dan menenteng sayur mayur untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.
Dengan memakai kaos oblong dan sarung, Syaikh Yasin juga sering NONGKRONG DI WARUNG TEH sambil MENGHISAP SHISHA, semacam ROKOK ARAB yang menjadi kesukaannya. Tak seorang pun berani mencela, karena ketinggian ilmunya. Ketika ditanyakan kepada beliau, kenapa selalu menghisap shisha, pada hal kebanyakan ulama mengharamkannya. Dengan nada berkelakar, Syaikh Yasin menjawab :”Shisa ini selalu menemaniku saat muthola'ah, menulis kitab, mengajar... dan akan menemaniku di surga kelak”.
Oleh : fb Riqo
www.facebook.com/photo.php?fbid=1
406159632985859&id=100007755067158&set=t.1000
04371630091&source=42&ref=bookmarks
Gus Maksum dan Rombongan Konvoi
Dahulu saat NU masih menjadi partai massa, NU sering bentrok dengan massa LDII (dulu LDII bernama Darul Hadits yang waktu itu termasuk underbow dari GOLKAR).
.
Suatu ketika massa LDII/Golkar berkonvoi melewati jalan depan Pesantren Lirboyo, saat itu Gus Maksum sedang menerima tamu.
.
Ketika arak-arakan itu sampai depan ndalem Gus Maksum, beliau langsung keluar karena mendengar bising suara knalpot dan klakson kendaraan yang memekakan telinga.
.
Melihat gelagat yang kurang baik ini secara reflek Gus Maksum mengacungkan jari telunjuknya kearah mereka.
.
Kajaibanpun terjadi, dengan serta merta seluruh ban kendaraan yang mereka tumpangi bocor secara serentak, karena bannya bocor rombongan konvoi itu tidak bisa melanjutkan arak-arakan. Akhirnya terpaksa mereka pulang dengan mendorong kendaraannya masing-masing.
Oleh : Fp Pustaka M2HM
www.facebook.com/1395195554118611/photos/a.1395329517438548.1073741827.1395195554118611/1509060406065458/?type=3
.
Suatu ketika massa LDII/Golkar berkonvoi melewati jalan depan Pesantren Lirboyo, saat itu Gus Maksum sedang menerima tamu.
.
Ketika arak-arakan itu sampai depan ndalem Gus Maksum, beliau langsung keluar karena mendengar bising suara knalpot dan klakson kendaraan yang memekakan telinga.
.
Melihat gelagat yang kurang baik ini secara reflek Gus Maksum mengacungkan jari telunjuknya kearah mereka.
.
Kajaibanpun terjadi, dengan serta merta seluruh ban kendaraan yang mereka tumpangi bocor secara serentak, karena bannya bocor rombongan konvoi itu tidak bisa melanjutkan arak-arakan. Akhirnya terpaksa mereka pulang dengan mendorong kendaraannya masing-masing.
Oleh : Fp Pustaka M2HM
www.facebook.com/1395195554118611/photos/a.1395329517438548.1073741827.1395195554118611/1509060406065458/?type=3
Yai Chudlori dan Gamelan
Suatu hari kyai chudlori, pengasuh pesantren Tegalrejo, Magelang kedatangan seorang lurah beserta beberapa orang rakyatnya yg sedang konflik karena rebutan uang hasil jual tanah bengkok milik desa. Sebagian ingin uang tersebut untuk bangun masjid, sebagian lagi ingin uang tersebut untuk beli gamelan.
Karena tak ada titik temu, kedua kelompok sepakat minta fatwa pada kyai Chudlori. Setelah memdengar penjelasan pak lurah kyai Chudlori memutuskan agar uang tsb untuk beli gamelan saja. Mendengar keputusan ini kelompok masjid bilang bahwa di desa tersebut sedang bangun masjid dan kekurangan dana. Atas penjelasan ini kemudian kyai Chudlori bilang: "gak apa-apa kita utamakan kepentingan saudara kita dulu. Soal bangun masjid itu gampang, pasti jadi. Karena dalam ajaran islam ada perintah shadaqah jariyah untuk bangun masjid, tapi kalau perintah untuk beli gamelan belum ada, siapa tahu setelah dibelikan gamelan saudara² kita yang suka gamelan ini mau memikirkan masjid"
Rindu pada kyai yg bijak dan memiliki kecerdasan kultural seperti kyai Chudlori, yang menerapkan ajaran Islam di bumi Nusantata dg mata hati dan kasih sayang sehingga bisa memikat hati ummat.
Beliau adalah sang inspirator Gus Dur.
Oleh : fp Piss-Ktb
www.facebook.com/story.php?story_fbid=8262153574
31879&id=210326412354113&refid=17&ref=bookmar
ks&_rdr
Kuzuhudan KH. Marzuki Lirboyo
Suatu hari KH Mahrus Aly mengajak Abdul Halim Zainuddin ( salah seorang pengurus NU kota Kediri yg biasa melayani beliau) untuk menghadiri sebuah acara, sebelum menuju ke tempat acara, mereka mampir ke rumah KH Marzuqi Dahlan untuk mengajaknya sekalian karena beliau termasuk orang mendapat undangan acara itu jg. Sesampainya di muka jalan menuju rumah beliau, KH Mahrus menyuruh Abdul Halim ngaturi KH Marzuqi, sementara KH Mahrus menunggu di kendaraan dg sang sopir.
Setelah dipersilahkan masuk, Abdul Halim segera menyampaikan maksud kedatangannya. " Masya Alloh. kulo supe menawi dinten meniko acaranipun" (Masya Alloh saya lupa kalo acaranya hari ini) kata KH Marzuqi yg waktu itu hanya mengenakan sarung saja & bertelanjang dada. Kemudian beliau berjalan menuju kebelakang mengambil sesuatu dari bak yg biasa digunakan untuk mencuci baju. Ternyata yg beliau ambil itu baju belliau yg belum sempat dicuci, lalu dg tenang tanpa canggung & risih beliau kenakan kembali baju itu. Sepertinya hal2 yg bersifat duniawi begitu simpel & sederhana sekali di mata beliau serta tidak perlu dibikin ribet, atau dalam bahasa Gus Dur "Begitu saja kok repot". Dan sambil tersenyum beliau berkata " Alhamdulillah durung sido di umbah" (Alhamdulillah, bajunya belum sempat dicuci). Ternyata pada waktu itu beliau hanya memiliki satu baju, ketika baju itu dcuci otomatis beliau tidak mengenakan baju lagi, padahal beliau seorang kyai besar dg ribuan santri yg diasuhnya.
Selesai mendatangi tempat acara & mengantarkan kembali KH Marzuqi kerumah beliau, Abdul Halim menceritakan apa yg ia ketahui perihal KH Marzuqi tadi kepada KH Mahrus, sontak beliau sesenggukan tidak kuasa menahan tangis, Rasa iba, prihatin, trenyuh & haru berbaur menjadi satu dalam dada beliau melihat pilihan hidup yg sedang dilakoni KH Marzuqi, patner beliau dalam mengelola & melestarikan pondok pesantren Lirboyo peninggalan dari mertua mereka berdua.
Setelah itu KH Mahrus memanggil sebagian pengurus pondok tempat KH Marzuki tinggal, & menanyai mereka apakah tidak tahu perihal kondisi Kyai nya itu,. Ternyata mereka baru menyadari bahwa pemandangan yg kadang mereka lihat dari Kyai Marzuki yg hanya mengenakan kaos oblong compang camping atau malah kadang bertelanjang dada bukan karena gerah atau panasnya udara, tetapi karena satu2nya baju beliau yg sedang dicuci.. KH Mahrus kemudian menegur & menasehati para pengurus pondok agar lebih memperhatikan & memperdulikan kondisi Kyai nya meski sebenarnya sang kyiai tidak pernah mengharapkan perhatian sama sekali.
Sangat indah apa yg dinukil KH Ihsan Jampes dalam kitab Manahijul Imdadnya :
" قيل اوحى الله الى بعض الأنبياء عليهم السلام، اذا اردت ان تعرف رضاي عنك فانظر كيف رضا الفقراء عنك."
( Diriwayatkan bahwa Alloh swt pernah berfirman kepada sebagian para nabi : Jika engkau ingin melihat keridloanku kepadamu maka lihatlah bagaimana orang2 faqir ridlo kepadamu.).
Artinya Di saat engkau memberikan bantuan atau setidakmya memberikan perhatian kepada si faqir yg membuatnya ridlo & gembira, maka pada saat itu Alloh swt juga ridlo & gembira kepadamu. . .
Wallohu A'lam..
Oleh : fb AN Ang-hab
www.facebook.com/photo.php?fbid=180127775666933&id=100010091347639&set=a.127371994275845.1073741828.100010091347639&source=56&ref=m_notif&refid=13¬if_t=like
Langganan:
Postingan (Atom)