Rabu, 17 Agustus 2016
Penurunan Bendera Habib Luthfi
Habib Luthfi Pekalongan (athoolalloh baqo-ah fi 'afiyah) mengisahkan bhwa pernah waktu masih kecil beliau menurunkan dan melepas sangsaka merah putih karena memang sudah waktunya turun.
Dengan santai beliau membuka tali bendera,meletakkan tiangnya lalu melenggang dengan menenteng bendera tersebut layaknya secarik kain biasa. Tiba-tiba..
ctarr..
"aduuh.." teriak Habib Luthfi kecil sambil memegang kupingnya yg langsung bengkak, menengok kebelakang ternyata yang "nylentik" kuping beliau adalah Ayahanda beliau sndiri yg juga terkenal sebagai pendekar sakti.
"mrene le tak kandani" panggil ayahanda,"iki keto'e kain biasa, cuma kain abang karo putih disambung. Tapi iki sejatine ora kain biasa, ini menjadi harga diri bangsa."
("kemari nak saya beritahu" panggil ayahanda, "ini kelihatannya kain biasa, hanya kain merah dengan putih disambung. Tetapi ini sejatinya bukan kain biasa, ini menjadi harga diri bangsa.")
"Hargai ini, lepas talinya, ambil benderanya dan letakkan diatas pundakmu, kalo tiangnya silahkan kamu letakkan dibawah, tapi benderanya hargai, apa kamu mau menunggu orang (bangsa) lain yang menghargainya?!"
ternyata nasehat ini rasanya lebih keras memukul telinga dan kepala Habib Luthfi sehingga masih terngiang sampai sekarang.
=============
nasehat dari rekaman mauidzoh Habib Luthfi di Kudus.
=============
INDONESIA..
Merah darahku..
Putih tulangku..
....
geebyar..geebyar..peelaangii jinggaa...
Oleh : fb Ahmad Atho
www.facebook.com/story.php?story_fbid=709877385695648&id=100000201796519
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar